Selasa, 29 April 2008

Agrowisata

Perayaan Budaya di Kabupaten Agraris

Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci

Sebuah festival yang bertujuan mempromosikan potensi dan investasi di bidang pariwisata, agrobisnis, dan agrowisata. Atraksi budaya, pameran kerajian lokal, serta pengenalan potensi wisata menjadi agenda utama. Jangan lewatkan pula acara makan lemang, makanan khas daerah Kerinci, Jambi. Di antara hiruk pikuk perayaan, Mensidiar Rusli menuliskannya untuk PADI.

Kepulan asap terus meninggi, membelah angkasa Kerinci, kabupaten paling barat di Provinsi Jambi. Kobaran api itu bukannya berasal dari kebakaran hutan, apalagi kebakaran yang sedang melalap perkampungan, melainkan dari lorong-lorong perkampungan atau tanah kosong. Penduduk setempat tengah memasak lemang, makanan khas masyarakat setempat yang dijadikan menu pelengkap dalam perayaan suatu pesta.

Sebelum fajar menyongsong, kaum ibu-ibu dengan dibantu anak gadisnya sudah mulai memanggang lemang yang sudah mereka persiapkan sejak satu hari sebelumnya. Dan setelah penyangga ditegakkan, maka lemang pun siap untuk dimasak. Kesibukan yang melibatkan hampir kaum perempuan di Kerinci ini tentu saja menimbulkan keunikan dan hiburan tersendiri.

Entah apa yang menjadi latar belakangnya, namun lemang merupakan makanan yang tidak bisa ditinggalkan di dalam Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK), acara adat seperti Kenduri Sko, dan perayaan hari-hari besar Islam, seperti lebaran, mauled, menjelang puasa, dan isra mi’raj. Sama halnya dengan ketupat di daerah lain, warga Kerinci merasa belum lengkap jika acara-acara ini tanpa menghidangkan lemang.

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Kerinci (LKAAK) H. Hoesni Hasan, mengatakan bahwa kebisaaan melemang merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak zaman nenek moyang masyarakat Kerinci, sebagai salah satu cara mensyukuri hasil pertanian yang telah dipanen. Untuk itu, lemang bisaanya dibuat dengan menggunakan bahan pokok yang berasal dari hasil-hasil pertanian dan perkebunan

Selain dihidangkan di setiap rumah, lemang juga menjadi sajian dalam setiap acara keagamaan dan ritual adat tertentu, serta menjadi suguhan buat para undangan yang berasal dari luar daerah. Jika dalam acara-acara tertentu, lemang juga dihiasi dengan berbagai pernik-pernik sebelum dibagi-bagikan sebagai oleh-oleh setiap undangan yang datang.

Selain membuat lemang, sebagian besar masyarakat Kerinci juga melengkapi hidangan lebaran dengan membuat jadah (dodol). Sama halnya dengan lemang, masakan ini juga dibuat secara bergotong royong. Hanya saja, jadah dibuat dengan pada malam hari, dua atau tiga hari menjelang perayaan. Perbedaan paling mencolok, jika lemang dimasak oleh kaum wanita, sementara jadah sepenuhnya menjadi tanggung jawab para laki-laki.

Dua kebisaaan ini merupakan tradisi yang memiliki hubungan erat dengan kuatnya pengaruh Islam di Kabupaten Kerinci. Jika lemang disajikan dan dibagikan dalam acara keagamaan dan adat, jadah juga selalu disajikan dalam setiap kepulangan seseorang yang baru saja menunaikan ibadah haji. Kedua masakan ini mengungkapkan rasa syukur dan menjadi oleh-oleh, walaupun penempatannya berbeda.

Kepulan asap selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi para perantau. Kepulangan mereka seakan disambut dengan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan yang cukup kental. Tradisi ini juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatwan manca negara. Maka tidak jarang pula, beberapa wisatawan terlihat berdesak-desakan untuk mendapatkan oleh-oleh lemang yang disediakan masyarakat dalam suatu acara adat, seperti ajang FMPDK. Agaknya, inilah satu di antara sekian banyak keunikan tradisi dan budaya Kerinci ini.

ATRAKSI SENI & BUDAYA: FMPDK kini menjadi agenda pariwisata nasional. Festival ini bertujuan mempromosikan potensi dan inivestasi di bidang jasa pariwisata, agribisnis, serta agrowisata yang dimiliki Kerinci. Selain untuk mewujudkan visi dan misi kabupaten Kerinci untuk menjadikan masyarakat yang madani berbasis agribisnis yang tangguh dan pariwisata yang unggul, kegiatan ini uga sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan hidup.


Festival yang digelar setiap setahun ini menjadi sarana bertemunya atraksi seni dan budaya. Selain menampilkan berbagai kesenian dan budaya dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Kerinci, ajang ini juga mendatangkan kesenian dan budaya dari berbagai kabupaten dalam dan luar Propinsi Jambi. Bahkan Bupati Kerinci H. Fauzi Siin dalam suatu kesempatan ajang ini sempat menegaskan bahwa FMPDK merupakan sebuah momentum yang sangat strategis sebagai ajang menjadikan Kerinci sebagai Kabupaten Wisata yang tidak saja tertumpu pada keindahan alam, tapi juga diperkaya dengan atraksi kekayaan seni dan budaya.


Selain itu, kata dia, festival yang juga selalu dihadiri tamu penting, seperti pejabat Negara, para menteri, anggota DPR dan DPD, serta sejumlah duta besar negara sahabat ini juga membawa pesan untuk mengajak masyarkat di seluruh Indonesia tetap menjaga dan peduli dengan lingkungan alam, dimanapun mereka berada, bahkan juga bagi masyarakat Internasional.

Tahun 2007 ini, FMPDK memasuki kedelapan kali pelaksanaannya. Kegiatan wisata yang berpusat di dermaga Danau Kerinci ini juga dilaksanakan beriringan dengan kejuraan tinju nasional yunior amatir dan akan diikuti pula oleh petinju dari seluruh penjuru tanah air.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pembukaan festival digelar malam harinya. Acara pembukaan dihiasi dengan kembang api udara. Selanjutnya, sejumlah atraksi seni dan budaya secara bergiliran digelar sebagai suguhan menarik bagi pengunjung. Salah satu atraksi budaya yang menarik perhatian pengunjung adalah suguhan Tari Niti Naik Mahligai, sebuah tarian yang mempertontonkan kelincahan gadis-gadis Kerinci dan keahliananya saat berlenggak-lenggok di atas bara api, pecahan kaca, dan mata pedang.

Acara ini juga menyisipkan pasar rakyat yang menjajakan berbagai cenderamata dan produk kerajinan masyarakat Kerinci. “Harapan pemerintah daerah selain memberikan hiburan kepada masyarakat juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, sebab masyarakat bisa berjualan pada saat diselenggarakannya kegiatan tersebut,” kata H. Fauzi Siin.

Kehadiran beberapa pejabat negara menambah semarak perayaan festival ini. Walaupun harus melalui perjalanan darat yang berliku dan melelahkan, para tamu merasa terhibur dengan suguhan maupun hiburan yang ditampilkan selama festival dilangsungkan. Keindahan alam dan potensi wisata yang dimiliki Kerinci tidak hanya menjadi pelepas lelah, tapi juga mengundang decak kagum dari mereka.

Sekepal tanah surga yang dititipkan di bumi. Begitulah gambaran umum tentang Kerinci. Kekayaan tradisi, seni, budaya, serta potensi wisata yang dimiliki Kerinci membuat para wisatawan mulai melirik daerah ini sebagai kawasan wisata alternatif. Panorama Danau Kerinci yang asri menjadi daya tarik lain bagi para wisatawan untuk kembali berkunjung. Benar kata para penyair setempat, siapa pun yang terminum air di Kerinci, maka pasti terngiang untuk kembali lagi.

Tidak ada komentar: