Selasa, 29 April 2008

Inovasi

Nutrisi Handal untuk Padi

Teknologi Nutrisi Saputra

Berawal dari kegelisahan, maka lahirlah sebuah inovasi baru di bidang teknologi nutrisi. Adalah Raden Umar Hasan Saputra, seorang akedemisi yang bertahun-tahun lamanya hanya berkutat pada dunia teori yang abstrak. Rasa gelisah yang dialami mendorongnya terjun ke lapangan untuk menguji kebenaran teori-tori yang selama ini ditekuninya. Dorongan tersebut kemudian diperkuat oleh sebuah keyakinan bahwa ilmu pengetahuan yang sesungguhnya ada dalam kehidupan nyata.

Ketika terjun ke lapangan, garam adalah objek yang sangat menarik perhatiannya. Dalam benaknya, jumlah garam yang begitu banyak pasti memiliki manfaat yang banyak. Setelah melalui proses penelitian yang sangat panjang terhadap garam, ditemukanlah sebuah titik terang. Ternyata untuk mencapai kesuburan, seluruh mahluk hidup di muka bumi ini membutuhkan nutrisi yang merupakan kebetuhan yang sangat mendasar atau disebut dengan istilah nutrisi esensial.

Hal ini pulalah yang mendorong Raden Umar Hasan Saputra menciptakan sebuah teknologi guna menghasilkan nutrisi esensial yang dibutuhkan tersebut. Teknologi itu kemudian dinamakan Teknologi Nutrisi Saputra. Produk-produk yang dihasilkan dari teknologi ini berbentuk nutrisi yang bisa dimanfaatkan dan diaplikasikan ke segala bentuk kebutuhan primer dan sekunder manusia.

Produk-produk yang dihasilkan oleh Teknologi Nutrisi Saputra pun diluncurkan secara bertahap. Dimulai dari sektor pertanian, teknologi ini dapat berfungsi sebagai pengganti pupuk yang belakangan makin mahal dan ketersediaannya juga semakin menipis. Lebih dari itu penggunaan pupuk kimia juga dapat merusak alam.

Sebaliknya, penggunaan Nutrisi Saputra pada produksi pertanian akan membuat tanah menjadi lebih baik atau lebih gembur dari sebelumnya. Tanaman pun relatif lebih tahan terhadap penyakit dan beberapa hama, serta lebih tahan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim dan air yang dibutuhkan hanya sekitar 20-40% dari teknologi konvensional.

Di samping itu, Nutrisi Saputra juga menjanjikan hasil produksi yang sangat fantastis. Penggunaan nutrisi ini pada produksi padi di lahan persawahan dapat menghemat biaya produksi sampai 50% dengan hasil produksi mencapai 200%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi mencapai 400%.

Untuk produksi di bidang pertanian, Nutrisi Saputra dapat dimanfaatkan dalam dua bentuk produk, yaitu bentuk cair (Saputra Nutrien Liquid) dan dalam bentuk serbuk (Saputra Nutrien Powder). Ketika keduanya dicampur dengan air dengan ketentuan yang telah ditetapkan, akan terjadi pembentukan nutrisi esensial yang kemudian siap disemprotkan kepada minimal 200 meter lahan penanaman. Dengan Nutrisi Saputra, penggunaan pupuk dan air akan lebih efisien. Bahkan pada kondisi tertentu, nutrisi ini dapat menggantikan pupuk biasa hingga 100%.

Ketika pertama kali diluncurkan di Hotel Ciputra pada 15 Agustus 2006 yang lalu, banyak pihak yang meragukan kehebatan yang dijanjikan oleh Nutrisi Saputra. Namun, keraguan-keraguan tersebut terbantahkan oleh beberapa kali percobaan penggunaan nutrisi ini pada produksi padi di lahan persawahan dengan hasil yang sungguh fantastis. Terbukti, panen raya di lahan persawahan di Desa Tegal Koneng Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, pada 10 September 2007 menuai hasil sekitar 15 ton padi per hektar.

Sebagai perbandingan, di areal ini juga terdapat lahan tanaman padi yang tidak menggunakan Nutrisi Saputra, namun menggunakan padi varietas Ciherang. Hasilnya pun cukup kontras. Tanaman padi yang menggunakan nutrisi saputra per malainya diperkirakan mencapai 400 butir padi, sedangkan varietas Ciherang yang tidak menggunakan Nutrisi Saputra diperkirakan berkisar 125 butir padi per malainya. Menurut hitungan DPP Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) varietas ini hanya mampu memanen 7 ton padi per hektarnya.

Para undangan yang hadir pada acara panen raya tersebut terkagum-kagum melihat bukti nyata yang dihasilkan melalui penggunaan Nutrisi Saputra pada produksi tanaman padi. Hadir pada acara panen raya itu, diantaranya, Menteri Sekretaris Kabinet, Sudi Silalahi, Dirut Bulog Mustafa Abu Bakar, Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo, serta kelompok-kelompok tani utusan dari beberapa pemerintahan kota/ kabupaten Subang dan sekitarnya.

Bukan lagi sekadar wacana, Nutrisi Saputra terbukti mampu menghasilkan benih dan tanaman padi unggulan. Tidak mengherankan jika seorang anggota kelompok tani yang hadir berucap pada Raden Umar Hasan Saputra, “Kalau melihat hasil panen seperti ini, saya mah diapain juga mau.” MRS

Tidak ada komentar: