Selasa, 29 April 2008

Selebrita

Nasionalisme Sepiring Nasi

Cathy Sharon

Kecintaan Cathy Sharon terhadap negerinya ternyata bisa diukur dari sepiring nasi. Pasalnya, artis dan bintang sinetron ini merasa jatuh cinta pada beras Indonesia. Saban waktu ketika ia harus “pulang kampung” ke negeri kelahirannya, Prancis, perempuan berusia 25 tahun ini tak lupa membawa bekal berupa beras Nusantara. “Entahlah, saya kok hanya suka dengan beras Indonesia,” ujarnya serius.

Cathy, sapaan kecil presenter dan aktris film ini, merasa bahwa beras Indonesia enak di lidah, karena butirannya yang kecil-kecil. Rasanya pun, lanjutnya, lebih khas ketimbang beras di luar negeri, apalagi dibandingkan dengan negara-negara di Eropa sana. Beras-beras di Eropa, khususnya di Prancis, terasa aneh di lidahnya karena butiran-butirannya besar.

Tak cuma saat ke Prancis saja, ke negara lain pun ketika ia diharuskan menginap lebih lama, sejumput beras tak lupa dia tenteng. Kalau bekal yang dibawa habis dalam perjalanan, ia tinggal meminta sang mama untuk mengirimkannya. “Ha-ha-ha. Daripada harus berpuasa,” kata penggemar olahraga kebugaran atau fitness ini, dengan tawa berderai.

“Maklum, dalam sehari, saya merasa ada yang kurang kalau tak menyantap nasi,” sahutnya menambahkan. Ia mengatakan, beras apa saja, sepanjang tumbuh di Tanah Pusaka, tak menjadi soal baginya. Presenter yang kini nyambi melawak di acara Extravaganza di sebuah stasiun tv swasta ini bukan tipikal yang bergantung pada jenis beras tertentu.

Lalu, bagaimana dengan diet? Berbeda dengan anggapan banyak selebriti lain dalam menjaga kesempurnaan raganya, Cathy merasa nasi tidak membuatnya gemuk, tetapi justru menyehatkan. “Buktinya, saya mengonsumsi beras tapi tidak gemuk-gemuk, kok,” kata perempuan bertinggi tubuh 170 sentimeter ini. Dengan mengatur pola makan yang baik dan seimbang, plus olahraga yang teratur, lanjutnya, kandungan kalori dalam nasi dapat menjelma menjadi konsumsi yang menyehatkan.

Dampaknya, Cathy menjelma menjadi perempuan yang lincah dan enerjik. Kelincahan itu tak cuma tampak ketika dia sedang bercuap-cuap di layar kaca, tetapi juga dalam bergerak saat menjalani pekerjaan sehari-harinya. Bisa saja kelincahan Cathy ada hubungannya dengan kesenangan dia mengonsumsi beras, sumber energi terbaik itu.

Saat ditanya, perempuan berkulit putih mulus ini tak lantas mengiyakan. Menurut dia, kunci kelincahan dan kesehatan sesungguhnya terletak pada cara seseorang memenuhi kebutuhan sang raga. Tubuh, demikian Cathy, memerlukan banyak asupan energi, protein, vitamin, mineral, dan zat penting lainnya. “Nah, persoalannya adalah bagaimana kita memenuhi semua itu, dari berbagai sumber makanan, secara sehat, berimbang, dan terukur, tidak berkelebihan,” sahutnya menjelaskan, seraya menegaskan, olahraga merupakan faktor penting yang tak boleh ditepikan.

Tidak hanya dalam beraktivitas, kegesitan bekas Video Jockey (VJ) MTV ini juga terlihat pada caranya merumuskan cita-cita, serta bagaimana dia mewujudkannya. Pasalnya, obsesinya memang tak tanggung-tanggung, menjadi selebriti sekaligus perempuan pengusaha yang handal, yang tak kalah oleh kaum lelaki.

Berkat kegigihannya, kini tangga menuju dunia usaha tersebut mulai ditapakinya. Pelan tapi pasti, Cathy mencoba membuka sejumlah usaha seperti salon kecantikan dan butik pakaian perempuan. “Ya, hitung-hitung buat mengasah kemampuan mengurus manajemen,” ujarnya merendah.

Tidak hanya dalam dunia hiburan maupun bisnis, ia pun cekatan dalam merespon sejumlah pertanyaan. Saat ditanya tentang kebijakan impor beras, siapa sangka, pemain film Cewek Penakluk ini termasuk perempuan yang memiliki keprihatinan terhadap penerapan kebijakan ini. Hanya saja, dia mengaku tidak tahu persis persoalan yang terjadi dan bagaimana sampai kebijakan impor itu terlaksana. “Saya hanya prihatin saja kalau orang mengatakan kita negeri penghasil beras terbanyak, tetapi kok justru mengimpor beras,” imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak mau terjebak dalam posisi menolak atau mendukung keputusan pemerintah dalam mengimpor beras. Menurutnya, kalau memang tujuan yang sebenarnya untuk menjaga stabilitas pangan dan memenuhi stok beras nasional yang mengalami kekurangan, untuk membantu petani, atau mengantisipasi terjadinya rawan pangan di Indonesia, Cathy akan mendukung.

Tetapi, lanjutnya, jika kebijakan tersebut justru hanya dilakukan untuk kepentingan perorangan atau sekelompok orang tertentu, tentu kebijakan ini harus dikaji ulang. “Saya, dan saya kira semua orang pun akan menentangnya,” tegasnya. Sebab, apabila hal tersebut yang terjadi, lanjutnya, yang rugi adalah lapisan masyarakat menengah ke bawah, khususnya para petani yang cuma menggatungkan hidupnya pada stabilitas harga beras. Betul juga.

DUS

Tidak ada komentar: