Senin, 14 Juli 2008

Fluktuasi

Gejolak Harga Jelang Tiga Hari Besar

Harga Beras November – Desember 2007

Pada September lalu, banyak kalangan menduga harga beras akan mengalami kenaikan pada akhir Oktober 2007. Seperti perkiraan Direktur Utama (Dirut) Bulog Mustafa Abubakar, yang dilansir Harian Kompas, yang memperkirakan harga beras akan mengalami kenaikan pada akhir Oktober 2007. Namun, pada awal hingga pertengahan November 2007 harga beras justru sempat mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kualitas beras pada waktu itu umumnya kurang bagus sehingga harga menjadi murah.

Seperti yang terjadi di Tegal, Jawa Tengah. Harga beras saat itu hanya Rp 4.000 - Rp 4.100 per kg untuk jenis beras C-4. Rendahnya kualitas beras mengakibatkan harga beras turun sekitar Rp 100 per kg. Beras C-4 kualitas sedang, misalnya, dijual Rp 4.100 per kg. Selain itu, di Jawa Barat, para petani memilih menjual panen dengan harga murah. Para petani harus menanggung dampak psikologis karena khawatir produksi padi mereka terkena banjir dan curah hujan menyulitkan penjemuran gabah. Hal ini, sedikit banyaknya berpengaruh pula pada harga beras.

Namun, penurunan harga yang sempat terjadi pada November lalu tidak berlangsung lama. Sebab, Hari Raya Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru, menjadi momentum yang biasanya memicu kenaikan harga kebutuhan pokok, tak terkecuali beras. Demikian juga yang terjadi pada Desember 2007 ini. Harga beras menjelang tiga hari besar tersebut masih belum stabil.

Pada awal Desember, setiap jenis beras yang dijual di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, harganya naik sebesar Rp 400 hingga Rp 500 per kg. Namun, pada minggu kedua harga beras naik makin menggila, apalagi semakin mendekati tiga hari besar. Kenaikan ini terjadi pada beberapa jenis beras. Beras jenis IR kualitas satu, misalnya, yang semula harganya Rp 4.800 per kg naik menjadi Rp 5.400 per kg. Sedangkan jenis IR kualitas dua naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 4.800 per kg. Sementara itu, IR jenis tiga yang sebelumnya dijual Rp 4.100 rupiah per kg melonjak menjadi Rp 4.600 per kg. Karena gejolak ini, para pedagang mengaku sangat merasakan imbasnya. Penjualan mereka menurun drastis.

Pada pertengahan Desember Dirut Bulog, Mustafa Abubakar dalam inspeksi mendadaknya ke Pasar Induk Cipinang, menghimbau masyarakat untuk tidak khawatir dengan stok beras nasional menjelang Idul Adha. Menurutnya, waktu itu, stok beras sebanyak 200 ribu ton telah disiapkan untuk mengantisipasi naiknya kebutuhan beras menjelang Idul Adha. Angka tersebut dianggap cukup memenuhi kebutuhan pasar.

Pekan sebelumnya, Bulog juga telah menggelar operasi stabilisasi harga untuk menekan harga beras yang dikhawatirkan akan terus naik menjelang hari raya dan masa paceklik. Harga beras kualitas tiga ditetapkan Rp 4.350 per liter, sedangkan harga yang ditetapkan pedagang di Pasar Induk Cipinang, sebesar Rp 4.600 per liter.

Selain itu, di pasar beras Bendul Mrisi Surabaya, Jawa Timur, harga beras pada pertengahan Desember juga naik drastis. Di sini, kenaikan harga terjadi tidak hanya karena menjelang tiga hari besar, tetapi juga akibat terhembus isu pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), sehingga petani menaikan lebih dulu harga gabah. Akibatnya, seluruh jenis beras mengalami kenaikan antara Rp 200 hingga Rp 400 per kg.

Dari pantauan di Pasar Bendul Mrisi Surabaya, beras untuk kualitas rendah yang awalnya dijual dengan harga Rp 4.500 naik menjadi Rp 4.700 per kg. Beras kualitas sedang yang sebelumnya dijual Rp 4.700 naik menjadi Rp 5.000. Sedangkan beras kualitas bagus sebelumnya Rp 5.700 naik menjadi Rp 6.000 per kg. Seperti yang terjadi di Pasar Induk Cipinang, gejolak ini membuat penjualan beras di Pasar Bendul Mrisi Surabaya juga sepi.

Sementara itu, di tingkat eceran, menurut catatan Departemen Perdagangan, rata-rata kenaikan harga beras secara nasional selama Desember yaitu sebesar 1,03 persen dibanding bulan sebelumnya yaitu dari Rp 4.985 per kg menjadi Rp 5.036 per kg. Namun, seperti telah disinggung sebelumnya, harga eceran rata-rata beras di Jakarta justru menurun 0,24 persen dari Rp 4.862 per kg pada November menjadi Rp 4.850 per kg. TRI

Tidak ada komentar: