Senin, 14 Juli 2008

Herbal

Hidup Sehat Cara Alami

Beras Organik

“You are what you eat” begitu kata pepatah asing. Bukan sekadar kata-kata kiasan, pepatah ini meneguhkan kita pada pentingnya kualitas makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Dari makanan yang sehat, akan dihasilkan tubuh yang sehat pula.

Tren kehidupan masyarakat perkotaan dewasa ini menunjukkan bahwa pangan yang bersih, alami, dan bergizi makin digandrungi. Gaya hidup sehat memang menjadi pedoman baru kehidupan modern saat ini. Kekhawatiran timbulnya penyakit, pencemaran, ditambah kesadaran terhadap lingkungan menjadi salah satu pemicunya.

Di samping berkaitan dengan kebutuhan, mengonsumsi pangan yang halal dan sehat juga merupakan anjuran agama. Teks-teks kitab suci mempertegas komitmen publik akan adanya pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat dan berkualitas. Oleh sebab itu, pencarian manusia terhadap pangan yang lebih sehat untuk hidup yang lebih baik menjadi gejala umum yang dapat kita temui dengan mudah.

Lalu dicarilah cara-cara untuk mewujudkan cita-cita itu. Dan, pangan organik menjadi salah satu cara jitu yang sesuai kriteriaBahkan, gaya hidup organik belakangan ini tidak hanya melanda Indonesia, tapi juga masyarakat global. Mulai dari kaum jetset di Amerika, hingga Eropa. Di daerah ekuator Indonesia sampai ke negeri Sakura, berkembang hampir ke seluruh Asia. Australia, dan Selandia Baru.

Pangan organik yang ngetren dikonsumsi ini, tak lain adalah hasil dari pertanian organik. Dari sinilah muncul terobosan baru untuk membudidayakan beras organik. Beras organik, seperti halnya pangan sejenis lainnya, senantiasa dibutuhkan oleh tubuh kita untuk meningkatkan kualitas kesehatan sekaligus hidup kita. Sebab, untuk menjadi sehat, minimal kita dapat mulai dengan apa yang kita makan sehari-hari. Apalagi, komposisi nasi (beras) menjadi makanan yang kita konsumsi setiap hari secara dominan, yaitu sekitar 70%. Tak pelak lagi, nasi atau beras begitu berpengaruh bagi kesehatan kita. Bayangkan berapa milli gram unsur kimia yang masuk dalam tubuh kita setiap hari jika kita mengonsumsi beras nonorganik?

Beras organik sejatinya merupakan beras yang ditanam di tanah yang ramah lingkungan. Proses pertumbuhannya tidak menggunakan pestisida kimia. Beras ini tumbuh di lahan yang sudah terbebas dari kontaminasi pestisida dengan ekosistem yang terjaga, dengan rentang waktu antara lima tahun sampai 15 tahun.

Selain harus mengembalikan ekosistem tanah, beras sehat ini juga mensyarakatkan adanya lahan yang jauh dari polusi, seperti asap knalpot motor, limbah pabrik, dan pencemaran lainnya. Sistem pengairan harus baik dan tidak boleh bercampur dengan lahan pertanian yang belum organik. Di samping itu, lahan-lahan pertanian yang berada di sekitarnya pun tidak boleh menggunakan pestisida.

Beberapa ciri maupun karakteristik beras organik dapat dideteksi melalui aromanya yang wangi, tampilan fisiknya yang bersih, licin, dan putih. Rasanya pun gurih, tahan lama waktu matang, serta kualitasnya lebih baik dari beras impor lainnya. Bahkan, bila dikonsumsi beras ini akan cepat mengenyangkan.

Khasiat beras organik diakui banyak kalangan. Beras yang tanpa kandungan pestisida dan berkadar gula rendah (sekitar 0,29%) ini begitu aman dikonsumsi penderita diabetes. Bahkan, beras ini dikenal sebagai salah satu nutrisi pencegah Diabetes Melitus, asam lambung, serta menyembuhkan asam urat.

Selain itu, beras ini dapat dijadikan nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang anak, menambah produksi ASI pada ibu menyusui, serta memperkuat imunitas tubuh dari serangan penyakit. Tidak hanya cocok bagi para penderita penyakit, buliran padi ini pun baik untuk ibu hamil. Kandungan vitamin B yang terdapat pada beras padat gizi ini diyakini mampu membuat vitalitas tubuh lebih baik dan lebih sehat.

Manfaat beras organik tidak berhenti sampai di sini. Kandungan gizinya juga cocok dijadikan food teraphy bagi penderita kanker, alergi, maag, autisme, serta jantung koroner. Menurut keyakinan awam, mengonsumsi beras ini secara rutin dapat menjaga kulit dari keriput dan gejala penuaan. Aroma wangi yang dipancarkannya pun dapat merangsang nafsu makan di kalangan anak-anak dan orang dewasa.

Beras organik kini tidak hanya menjadi pangan alternatif, tapi juga merupakan konsumsi utama di kalangan masyarakat yang sadar akan pentingnya hidup sehat. Mereka juga mulai sadar bahwa semua pangan yang dibudidaya secara konvensional, seperti menggunakan pestisida sintetis/kimia, mengandung residu bahan-bahan kimia. Apalagi, semua jenis pestisida diketahui mengandung bahan karsinogenic, sebuah zat yang ditimbulkan karena pembakaran yang bisa merangsang tumbuhnya kanker. Untuk itu, dengan beras organik, saatnya kita menyatakan, “stop!” terhadap konsumsi bahan pangan berkimia. QYH

Tidak ada komentar: