Lumbung Pangan Potensial
Kabupaten Kerinci
Meski lebih dari 50 persen wilayahnya telah dicatut menjadi kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Kerinci tetap mampu mengoptimalkan sektor pertanian sebagai potensi terbesar. Kalau sebelumnya pertanian hanya dijadikan sarana untuk menutupi kebutuhan pangan, tapi sekarang potensi tersebut menjadi ujung tombak untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan.
Terpuruk di awal, sukses belakangan. Begitulah gambaran potensi pertanian di Kerinci. Pada dekade 90-an, kabupaten ini sempat mendatangkan beras dari luar daerah untuk menutupi kebutuhan konsumsinya. Kini persoalan tersebut menjadi terbalik, kabupaten yang juga dikenal dengan nama Sakti Alam Kerinci ini mampu menempatkan diri menjadi daerah lumbung pangan di Provinsi Jambi.
Kerinci tidak saja dikenal sebagai lumbung beras semata, namun sejumlah bahan pangan pun tersedia melimpah. Hasil-hasil pertanian mampu menutupi kebutuhan masyarakat dan kabupaten tetangga. Bahkan, komoditas ini juga merambah peluang pasar di Malaysia, Singapura, Thailand, serta sejumlah wilayah di pulau Jawa.
Pembangunan di bidang ketahanan pangan di Kabupaten Kerinci tidak saja ditumpukan pada satu instansi tekhnis saja, namun dilakukan secara lintas sektoral dengan melibatkan sejumlah instansi. Manajemen ketahanan pangan dilaksanakan berdasarkan Keputusan Bupati Kerinci tahun 2003 dan tahun 2004 tentang program peningkatan Ketahanan Pangan, menyusun program kerja ketahanan pangan, pengembangan sarana dan prasarana BBI Kentang untuk suplai benih se-Sumatera, BBI ikan, pengembangan irigasi, serta perencanaan program pengembangan ketahanan pangan yang tertuang dalam rencana strategi dan rencana tahunan masing-masing instansi tehnis terkait.
Tugas dan tanggung jawab ini dibebankan kepada instansi teknis, di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Instansi ini melakukan kegiatan monitoring dan pemantauan pengadaan distribusi pangan, menstabilkan harga pangan, serta melakukan kerja sama pemasaran dengan pengusaha didalam maupun di luar daerah.
Sementara itu, program Dinas Peternakan dan Perikanan meliputi penggemukan sapi ternak, pengembangan itik, ayam buras, sapi dan kerbau, meningkat penyebaran inseminasi buatan, pembukaan kolam baru, peningkatan komoditas kualitas kolam budidaya ikan, penyebaran bibit yang berkualitas, pengembangan agropolitan danau Kerinci (jaring apung).
Di sisi lain, Dinas Pertanian dan Perkebunan berkonsentrasi melalui kegiatan pengembangan komoditi peningkatan mutu, peningkatan sarana dan prasarana, pengolahan hasil, serta pemasaran yang berasal dari komoditi pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan program Dinas Kesehatan terdiri dari peningkatan perbaikan gizi keluarga dan cara mengkomsumsi gzi seimbang melalui penyuluhan dan pemberian makanan tambahan bergizi, pemetaan gizi keluarga, dan pelacakan gizi buruk di 278 desa dan 305 Posyandu.
Begitu juga Dinas Kimpraswil, memelihara dan mengembangkan sarana irigasi sebagai penunjang produksi pertanian, meningkatkan dan memelihara jalan menuju sentra-sentra produksi Pertanian. Selain itu juga telah dibentuk kelembagaan ketahanan pangan Kabupaten Kerinci melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004, tanggal 18 Mei 2004 dengan status Badan (eselon IIB).
Secara mengejutkan, angka produktivitas hasil-hasil pertanian di Kabupaten Kerinci menunjukkan angka yang cukup signifikan. Data yang diperoleh, tahun 2006 produksi padi sebesar 161.961 ton dengan luas tanam 29.274 hektar, jagung 10.081 ton dengan luas tanam 2.653 hektar, serta kacang tanah 1.495 ton dengan luas tanam 731 hektar. Sementara itu, ubi kayu sebanyak 6.926 ton dengan luas tanam 320 hektar, dan ubi jalar sebanyak 54.528 ton dengan luas tanam 54.518 hektar.
Dalam membangkitkan ekonomi kerakyatan, juga terus dilakukan pembinaan terhadap industri kecil yang mengolah sejumlah produk pertanian. Saat ini telah menjamur sejumlah industri kecil yang bergerak di bidang pembuatan dodol kentang, dodol ubi, keripik kentang, keripik ubi, dan sirup kayu manis.
Keberhasilan Ketahanan Pangan di Kabupaten kerinci juga didukung dengan potensi hidrologi terdiri dari air permukaan yang dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dengan luas areal fungsional 17.279 hektar, irigasi teknis 8.200 hektar, irigasi semi teknis 7.479 hektar, dan irigasi sederhana/desa 1.600 hektar.
Selain itu, keberhasilan ini ditandai dengan terwujudnya koordinasi integrasi dan sinkronisasi yang mantap antar instansi terkait masyarakat. Dengan demikian, hal ini dapat mendorong ke arah pemahaman serta persepsi yang sama dalam pelaksanaan operasional pembangunan pertanian.
Keberhasilan Kerinci dalam melaksanakan ketahanan pangan di daerahnya terlihat dari peningkatan produktivitas hasil pertanian yang mencapai angka rata-rata 7,11 % setiap tahunya. Peningkatan produktivitas tersebut dapat ditemukan pada komoditas padi mengalami peningkatan 6,66 %, jagung 12,91 %, ikan 38,34 %, sayur 36,30 %, kentang 20,38%, ubi jalar 64,94 %, ubi kayu 20,11 %, buah-buahan 84,90 %, daging 2,28 %, kacang tanah 0,93 %, kacang kedelai 32,64 %, serta kacang hijau 16,45 %.
Dilihat pula perkembangan ternak kurun waktu lima tahun ke belakang juga menunjukkan perkembangan menggembirakan dengan peningkatan populasi sebesar rata-rata 6,26 %. Peningkatan populasi tersebut antara lain, kerbau 11,32 %, kuda 29,10%, kambing 9,74 %, domba 12,38%, ayam buras 8,47 %, ayam petelor 32,91 %, ayam broiler 24,23 %, dan sebesar itik 6,26 % .
Pembangunan di bidang ketahanan pangan di daerah yang dijuluki ‘Sekepal Tanah dari Surga yang Tercampak ke Bumi’ ini terus dipacu. Keberhasilan ini juga terlihat peningkatan produksi hasil-hasil perkebunan. Peningkatan tersebut, seperti kayu manis (cassiavera), rata-rata mengalami peningkatan 37,34 %, kopi 0,80 %, kelapa 30,27 %, kapulaga 23,42 %, kemiri 90,28 %, teh 1,49 %, vanile 7,72 %, dan cengkeh 77,58 %.
Dalam upaya pemantapan ketahanan pangan, Kerinci melaksanakan berbagai kebijakan yang di antaranya melaksanakan program Aksi Mantap Tanaman Pangan. Hal ini digelar dengan .melakukan pembelian gabah/beras kepada kelompok tani oleh Bulog, Koperasi LUEP dan pedagang, serta secara terus menerus melaksanakan pemantauan distribusi pangan tingkat kecamatan dan kabupaten, serta melaksanakan kerja sama dengan pihak luar dalam pemasaran produksi pangan. Selain itu juga memacu pembangunan jalan ke sentra produksi pertanian, mengalokasikan dana Kredit Usaha Penguatan Ekonomi Masyarakat (KUPEM) kepada pedagang hasil pertanian.
Melalui dukungan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kerinci yang diketuai oleh Hj. Djasri Murni Fauzi juga terus dilakukan pengembangan konsumsi pangan. Hal ini dilakukan dengan menggalakkan pengembangan makanan non beras (dodol) kentang, dodol ubi, keripik, kentang, dan keripik keladi bayam. Dengan demikian, setahap demi setahap, Kerinci secara pasti mewujudkan kesejahteraan bagi para penduduknya. MEN
Wawancara Bupati Kerinci:
H. Fauzi Siin
Dari Minus Menjadi Surplus
Keberhasilan yang diraih Kabupaten Kerinci tentunya juga tidak terlepas dari peran Bupati Kerinci, H. Fauzi Siin, sebagai aktor utama pembangunan daerah tersebut. Dengan kepedulian yang tinggi terhadap ketahanan pangan, maka pada tahun 2005 lalu, ia dianugerahi penghargaan ketahanan pangan dari Presiden RI. Sudah puaskah Fauzi? Lalu, bagaimana pemikiran-pemikirannya dalam memajukan ketahanan pangan? Berikut wawancara ekslusif Mensediar Rusli, kontributor Majalah PADI di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi bersama H. Fauzi Siin yang menjabat Bupati Kerinci untuk periode yang kedua.
Bagaimana kondisi Kerinci pada awal Anda menjabat sebagai Bupati Kerinci di tahun 1999?
Saya adalah putra Kerinci, sebelum menjadi Bupati pun saya sudah mempunyai kepedulian besar dalam pembangunan. Saat itu, banyak hal yang harus dibenahi. Terutama sektor pertanian sebagai potensi terbesar. Mengingat 74,4 % masyarakat Kerinci menggantungkan hidup dari dunia pertanian, makanya saya berpikir sektor ini harus menjadi perhatian serius. Pikiran saya waktu itu, bagaimana menggerakkan pembangunan dari desa ke kota, bukan dari kota ke desa. Inilah menjadi inspirasi saya.
Khusus persoalan pangan, bagaimana kondisi saat itu?
Inilah yang paling membuat saya bersedih. Saya merasa heran, dengan potensi pertanian yang begitu besar, tapi malah kebutuhan pangan khususnya beras tidak mencukupi. Saat itu, untuk menutupi kebutuhan konsumsi masyarakat, beras masih didatangkan dari luar daerah.
Lalu apa langkah yang Anda tempuh?
Melalui kajian yang cukup mendalam, dengan dibantu instansi teknis, saya mulai melakukan pembehan-pembenahan. Untuk langkah awal, saya mencoba merubah pola tanam masyarakat dari satu kali panen per tahun menjadi dua kali dan bahkan lebih. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan bibit padi varietas unggul. Saat ini masa panen sudah menjadi lima kali per dua tahun.
Bagaimana konkretnya kebijakan Anda di bidang ketahanan pangan?
Kebijakan di bidang ketahanan pangan itu meliputi koordinasi, peningkatan ketahanan pangan, pengembangan ketersediaan pangan, pengembangan distribusi pangan, pengembangan kewaspadaan pangan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen ketahanan pangan.
Bagaimana dengan sarana pendukungnya?
Secara bertahap, sarana dan prasarana pertanian terus kita benahi, baik jalan usaha tani, irigasi, maupun ketersediaan alat-alat pertanian. Ini terus menjadi perhatian saya.
Menurut Anda, sebenarnya berapa kekuatan potensi pertanian di Kerinci?
Khusus untuk padi, luas tanam di Kabupaten Kerinci mencapai 27.406 hektar dengan angka produksi rata 152.000 ton per tahun. Angka ini sudah jauh melampau kebutuhan semestinya masyarakat. Dengan demikian, terjadi surplus beras berkisar 50.000 ton hingga 60.000 ton per tahun. Surplus inilah yang dijual ke daerah lain. Selain itu, produksi padi selalu meningkat dengan angka 7,11 persen per tahun.
Apa strategi lainnya?
Di samping meningkatkan produktivitas lahan yang ada, saya melihat masih banyak lahan tidur yang belum digarap. Makanya saat ini kita sudah mulai menggerakkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan lahan tersebut. Hal ini kita lakukan melalui pemberdayaan kelompok tani yang jumlahnya lebih dari 1.000 kelompok. Pemerintah kita perankan sebagai fasilitator dan menyediakan bibit-bibit yang diperlukan.
Penyusutan lahan pertanian terus berjalan diakibatkan sejumlah pemanfaatan lain. Bagaimana langkah antisipasinya?
Betul, penyusutan lahan mencapi 8 hektar per tahun. Penyusutan lahan akibat laju pembangunan tentu saja tidak bisa kita cegah. Namun demikian kita berupaya untuk menyeimbangkannya dengan meningkatkan produktivitas lahan yang ada. Selain itu, kita juga pemanfaatan lahan alternatif lainnya.
Berapa besar potensi untuk mecetak lahan sawah yang baru?
Memang tujuan ke arah tersebut sudah kita lakukan. Saat ini Kerinci menyimpan 1.921 hektar potensi lahan yang bisa dijadikan sawah. Potensi tersebut berada di areal persawahan di Arah Seratus, Kecamatan Hamparan Rawang,, sebesar 1.429 hektar, wilayah Air Ketebo, Ujung Pasir, Kecamatan Danau Kerinci 150 hektar, Semerap, Kecamatan Keliling Danau seluas 200 hektar, dan Air Lingkat, Kecamatan Gunung Raya seluas 142 hektar.
Program apa lagi yang Anda terapkan untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat?
Melalui Tim Penggarak PKK, saya mencoba membudayakan diversifikasi makanan. Alhamdulillah, angka konsumsi beras bisa ditekan. Sebelumnya, angka konsumsi mencapai 16 kilogram per bulan setiap orang. Namun, setelah adanya pola diversifikasi, angka ini menjadi 10 kilogram per bulan untuk setiap orang. Selain menciptakan ketahanan pangan, pola ini tentu saja telah menuntun masyarakat untuk menerapkan pola makan yang sehat.
Bagaimana Anda memandang peran Tim Penggerak PKK?
Tim Penggerak PKK terus berupaya melakukan pembinaan hingga ke desa-desa. Ini sangat membantu dalam program ketahanan pangan. Memang harus diakui PKK mempunyai andil besar dalam keberhasilan program tersebut.
Apa yang mendesak untuk dibenahi?
Kita seringkali terlalu terpaku terhadap aspek produksi, namun melupakan aspek distribusi. Pada dasarnya hak atas pangan bukan hanya difokuskan bagi aspek produksi semata, namun juga mencangkup aspek distribusi, kestabilan harga, dan keamanan pangan. Ini yang harus kita perbaiki dalam upaya pemantapan ketahanan pangan. Jangan sampai produksi yang melimpah tidak membawa kesejahteraan secara optimal.
Anda pun sempat meraih penghargaan ketahanan pangan dari presiden. Apakah Anda merasa puas dengan prestasi ini?
Saya tidak pernah bermimpi bisa mendapatkan penghargaan itu. Karena saya hanya bisa berkerja untuk memberikan yang terbaik. Saya belum puas dengan keberhasilan yang ada. Masih banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan persawahan juga masih banyak yang menggunakan irigasi tradisional. Ini yang masih mengganjal dalam pemikiran saya.
Boks
Riwayat Hidup H. Fauzi Siin
Nama : H. Fauzi Siin
Tempat/Tanggal lahir : Sungai Penuh, 14 Mei 1942
Pangkat Terakhir : Letnan Kolonel CZI (Purn)
Jabatan : Bupati Kerinci
Keluarga
Istri : Hj. Djasri Murni Fauzi
Anak : Kapten TNI Rifa Patria, Ir. Feri Satria, Puti Nopitri, Yeyen, dan Mohammad Rizki
Riwayat Pendidikan:
I. Pendidikan Umum
1. SR 6 Tahun di Sungai Penuh
2. SMP Bagian B di Sungai Penuh
3. SMABagian B di Sungai Penuh
4. APTN Jurusan Mesin di Bandung
II. Pendidikan Militer
1. Secapa Zeni AD di Bogor
2. Suspepa Zeni Ad di Bogor
3. Susjal, Jembatan, Lapter di Bogor
4. Sus Kor Bantem di Bandung
5. Suslapa Zeni Ad di Bogor
Riwayat Jabatan
I. Jabatan Militer
1. Danton III Yonzipur 3 DAM/SLW
2. Danton III Ki Zi B/P Brigip 12/Guntur Ops Kalbar
3. Paur SI-41/Log Yonzipur 3 Dam/SLW
4. PGS DAN KIMA Yonzipur 3 Dam/SLW
5. PGS Kasi-4/Log Yonzipur 3 Dam/SLW
6. Dan Kiban Yonzipur 3 Dam/SLW
7. Danden Konrem 063/SGJ Kodam III/SLW
8. Danden Konrem 064/SGJ Kodam III/SLW
II. Jabatan Pemerintahan
1. Kepala Dinas PU Kabupaten Dati II Bogor
2. Inspektur Wilayah Kabupaten Bogor
3. Bupati Kerinci Periode 199-2004 dan Periode 2004-2009.
III. Tanda Jasa / Kehormatan.
Selama menjalani karir militer dan karir pemerintahan, H. Fauzi Siin telah menerima 42 Tanda Jasa / Kehormatan, di antaranya:
1. Satya Lencana Gerakan Operasi Militer VIII “Dharma Pala” (OPS PGRS/PARAKU KALBAR) dari Menhankam RI
2. Bintang Kartika Eka Paksi dari Presiden RI
3. Asean The Best Executive Award dari Media Eksekutif
4. Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI
5. Society Award dari Menteri Sosial RI
6. Manggala Karya Kencana dari Kepala BKKBN Pusat
7. Partisipasi Aktif Pejabat Daerah dalam Rangka Menangani Kamtibmas dari Kapolda Jambi
8. Lencana Aditya Karya Mahatvayodha Utama II Tahun 2004 sebagai Pembina Terbaik Karang Taruna dari Menteri Sosial RI
9. Tanda Kehormatan Satya Lancana Pembangunan dari Presiden RI
10. Penghargaan Swasti Saba sebagai Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Nasional dari Presiden RI
11. Penghargaan Adi Karya Mangku Negoro Kota Terbersih Se-Provinsi Jambi dari Gubernur Jambi (5 kali berturut-turut)
12. Penghargaan Ketahanan Pangan dari Presiden RI
13. Penghargaan Sepuluh Bupati Terbaik dari Citra Abdi Karya Pembangunan Indonesia
14. Penghargaan Indonesia Qualified International dari Yayasan Profesional Indonesia
15. Penghargaan Anugerah Adipura dari Presiden RI
16. Penghargaan Lencana Melati Pramuka dari Gubernur Jambi
17. Penghargaan Bupati Peduli Kehutanan dari Menteri Kehutanan RI
Keterangan foto:
1. Dalam memantau pembangunan, khususnya sektor pertanian dan ketahanan pangan, Bupati Kerinci tidak segan-segan untuk turun langsung ke lapangan. Terlihat Bupati Kerinci dalam sebuah gotong royong di kawasan pertanian. Selain itu, untuk mengontrol ketersedian bahan pangan, Bupati Kerinci juga giat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke pasar-pasar.
2. Bupati Kerinci saat menerima salah satu penghargaan dari Presdien RI
3. Salah seorang petani yang memanen hasil sawah
4. Dari puncak Bukit Khayangan terlihat hamparan padi di Kabupaten Kerinci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar