Senin, 14 Juli 2008

Sosok

DWI ANTONO

MITRA STRATEGIS PETANI INDONESIA

Pembawaannya jauh dari angkuh dan sombong. Tenang, empatik, dan bersahabat. Lebih dari itu, setiap kali mendengar ucapannya, ada kesejukan, kearifan, kebijaksanaan, dan rasa empati yang begitu mendalam. Di setiap perkatannya, terselip pesan religi yang mengetuk sanubari. Nyata, tapi juga menggugah rasa.

Begitulah karakteristik Dwi Antono yang kuat mengakar dalam dirinya. Bagi Direktur Utama PT. Pertani (Persero), yang baru saja dilantik oleh Kementerian BUMN sekitar pertengahan November 2007 yang lalu, ini jabatan hanyalah alat. Bukan tujuan, tapi sarana untuk memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi sesama.

“Bekerja itu adalah bentuk dari karya. Dan, perusahaan itu adalah wahana atau wadah tempat berkarya untuk membuat manfaat bagi sesama manusia dalam rangka beribadah kepada Sang Pencipta,” kata pria kelahiran Solo, 20 April 1959, ini kepada Mukhri Soni dan Tri Aji yang diutus PADI untuk mewawancarainya di kantornya di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. Berikut petikannya:

*****

Sebagai Dirut baru ke mana arah PT Pertani akan Anda bawa?

Saya akan berusaha keras untuk meningkatkan citra PT Pertani dengan cara mengembalikan fungsi PT Pertani sebagai mitranya para petani Indonesia. Saya akan berupaya mengembalikan Pertani sebagai perusahaan yang leading sekaligus pemimpin besar dalam bidang agrobisnis, menghasilkan, dan memasarkan produk agrobisnis yang memiliki daya saing dalam kualitas, pelayanan maupun harga

Apakah hal ini juga menjadi tujuan perusahaan?

Ya. Sejak pertama kali didirikan, Pertani memiliki tujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan maupun program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang pertanian pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Bagaimana dengan budaya (culture) yang dikembangkan perusahaan?

Bagi kami, bekerja merupakan bagian dari ibadah. Senantiasa berpikir positif, bersikap jujur, proaktif, dan bekerja secara professional untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Berusaha memperoleh hasil dan mutu pekerjaan yang lebih baik, menjaga kekompakan dan sinergi antar karyawan, serta dalam melaksanakan pemecahan masalah dengan pendekatan win-win solution. Inilah corporate culture yang terus kami kembangkan.

Sampai sekarang, apakah Pertani telah menjangkau seluruh pelosok tanah air?

Organisasi perusahaan PT. Pertani (Persero) sekarang meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 6 kantor wilayah dengan 32 cabang dan unit pemasaran. Selain itu, ada pula 28 UPB (Unit Produksi Benih), 1 SBU (Strategic Business Unit) perberasan dengan 4 cabang pemasaran dan 19 UPP (Unit Penggilingan Padi), 1 SBU (Strategic Business Unit) Holtikultura dengan 3 unit pemasaran, dan 1 UPJA (Unit Palayanan Jasa Alsintan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Pertani telah berada di tengah-tengah masyarakat di seluruh pelosok tanah air, dan menjadi bagian dari upaya mereka dalam meningkatkan kehidupan perekonomian yang lebih baik.

Sebetulnya, apa bisnis inti perusahaan ini?

Kami memiliki beberapa unit bisnis utama, antara lain distribusi pupuk, produksi dan distribusi beras, serta roduksi dan distribusi benih padi maupun palawija. Ada pula unit bisnis lain, seperti distribusi pestisida dan bahan kimia pertanian lainnya antara lain ZPT, PPC, vaksin, inokulum rhizobium, distribusi benih/bibit dan hasil holtikultura, serta distribusi alat dan mesin pertanian. Kami juga memiliki unit usaha di bidang perdagangan hasil bumi antara lain jagung, kedelai, dan biji mede, serta melayani jasa gudang, angkutan dan pengolahan lahan.

Pupuk begitu dibutuhkan para petani. Apa peran Pertani dalam memenuhi kebutuhan pupuk ini?

Pertani adalah distributor utama pupuk di Indonesia. Kami mendistribusikan berbagai jenis pupuk, seperti Ure, ZE, TSP, Sp-36; Rock Phospat, DAP, KCL, serta NPK. Bahkan, kami mampu menyalurkan pupuk mencapai 550.000 ton per tahun.

Bagaimana dengan upaya peningkatan produksi beras?

Produksi beras mencapai 50.000 ton per tahun yang meliputi beras aromatic (beras wangi), beras kualitas, dan beras medium. Produksi beras ini digarap oleh 7 UPP (Unit Penggilingan Padi yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Lampung.

Kami dengar, Pertani juga memiliki perhatian yang tinggi terhadap produksi benih padi

Betul. Benih padi yang diproduksi Pertani mencapai 50.000 ton per tahun. Produksi benih padi ini dilakukan dengan cara membangun kemitraan, kerjasama, dan pembinaan dengan para petani dalam penangkaran benih di 28 UPB (Unit Produksi Benih) dengan luas lahan sekitar 20.000 ha yang tersebar di seluruh Indonesia. Benih padi yang diproduksi adalah berlabel biru (kelas ES), label ungu (kelas SS), dan label putih (kelas FS) terdiri dari berbagai macam varietas.

Apa langkah yang ditempuh guna mengembangkan usaha Pertani?

Dalam rangka pengembangan usaha yang lebih terfokus, kami telah mendirikan unit usaha sebagai anak perusahaan Pertani, yaitu PT. Wisnu Murti Handayani. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa, perdagangan umum, dan industri. Alhamdulillah, usaha ini dapat diterima publik dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Pertani.

Apakah Pertani juga telah melakukan modernisasi di bidang infrastrukturnya?

Untuk mendukung kegiatan usaha, perusahaan telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pertani dengan menggunakan Teknologi Informasi serta pengelolaan keuangan menggunakan Cash Management Sytem (CMS). Untuk mempermudah operasionalisasi, kami telah bekerja sama dengan Bank Mandiri. Sampai saat ini, penerapan teknologi terbaru terus dikembangkan guna mewujudkan Pertani sebagai perusahaan modern dan profesional.

Anda juga menerapkan prinsip the right man on the right place?

Memang harus ada perbedaan dengan memakai prinsip the right man on the right place, untuk menghargai kemampuan dan keberadaan seseorang. Untuk itu, ada empat hal yang harus diperhatikan, integritas, talenta, teamwork, dan kapabilitas. Namun, yang paling utama di atas semua itu adalah integritasnya bahwa Pertani ini, bahwa saya ini adalah alat petani, bukan memperalat petani. Jadi, seseorang itu seseorang itu harus berpikirnya holistik. Dan hal ini berlaku di mana pun.

*****

Sejatinya, PT Pertani (Persero) merupakan perusahaan yang cukup tua. Pertani dirintis seiring dengan terbitnya Undang-undang darurat No.1 tahun 1959 tanggal 1 Januari 1959 yang membentuk Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah, atau disingkat BMPT. Dalam perkembangan, BMPT kemudian berubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Pertanian Negara atau disingkat BPU Pertani berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 19/1960.

Pada januari 1963, bertepatan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 12/1963, BPU Pertani kemudian berubah lagi menjadi Perusahaan Pertanian Negara disingkat PN Pertani. Pada tahun 1973 PN Pertani menjadi Perusahaan Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1973. Selanjutnya, berdasarkan akte notaris tanggal 6 Februari 1984, ia berganti nama menjadi PT Pertani (Persero), sampai sekarang.

Menjadi pemimpin pasar dalam bidang agrobisnis, menghasilkan dan memasarkan produk agrobisnis yangmemiliki daya saing dalam kualitas, pelayanan, dan harga. Begitulah khittah perusahaan ini. Visi dan misi inilah yang kini diemban Dwi, panggilan akrab Bendahara Umum DPP PERPADI, ini.

*****

Bagaimana pandangan Anda mengenai kondisi pertanian kita, khususnya pangan?

Kondisi pertanian kita khususnya pangan belepotan sekali. Mengapa? Karena tidak adanya perimbangan anatara produksi dan perkembangan penduduk. Sementara lahannya juga berkurang dan orangnya bertambah. Ketepatan teknologi dan peran teknologinya lebih lambat dibandingkan dengan kebutuhan kita untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Padahal, sebetulnya pertanian pangan itu adalah perlombaan antara kebutuhan perut dan penyediaannya.

Tapi, bukankah potensi pertanian yang kita miliki sebetulnya mampu untuk survive di masa mendatang?

Betul. Apalagi sesuai dengan ide dan arahan Menteri Pertanian bahwa untuk mampu survive di bidang pangan ke depan, maka yang harus diutamakan saat ini adalah perbaikan, pembangunan, atau penyediaan infrastruktur, meningkatkan penyediaan sarana, mempermudah akses permodalan untuk pertanian dengan membangun bank pertanian atau bank yang khusus menangani permodalan untuk pertanian. Selain itu, kita juga perlu melakukan penyuluhan atau memberikan bekal pengetahuan yang handal kepada petani, di samping pemasaran yang handal dan terencana.

Anda ingin mengatakan, Bank Pertanian itu sangat perlu?

Ya, sangat diperlukan untuk mendukung itu semua. Dan, saat ini seharusnya sudah ada, bukan sebatas ide lagi.

Apakah Anda optimis kita mampu mandiri dalam bidang pangan/ swasembada pangan?

Kalau yang diajukan oleh Menteri Pertanian itu kita penuhi dan prioritaskan saat ini, maka ke depan saya yakin dan optimis kita mampu mandiri, survive, dan bisa swasembada pangan. Impor itu kan tergantung kebutuhan dan keseimbangan juga. Kalau kita mampu memenuhi sendiri kebutuhan pangan sendiri, otomatis impor tidak diperlukan lagi. Karena negara importir juga tidak akan terangsang untuk impor, apalagi kita mampu menghasilkan beras yang berkualitas.

Kita bisa melihat bahwa suatu negara itu kuat karena basis pertaniannya kuat, seperti halnya Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara maju lainnya. Sebaliknya, kehancuran Uni Sovieet sebagai negara super power sebetulnya adalah karena lemah basis dan buruknya sistem pertanian pangannya.

Apa gagasan Anda agar kita tak bernasib sama dengan Soviet?

Kita tidak usah malu-malu belajar dengan negara lain, seperti kepada Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Walaupun dulunya mereka, khususnya Vietnam dan Malaysia belajar sama Indonesia dalam membangun basis dan sistem pertaniannya. Sekarang, negara-negara ini bisa survive di bidang pangan. Salah satunya adalah keberpihakan negara terhadap kepentingan para petaninya sangat kuat, bagaimana dengan kita.

Menurut Anda, apa tantangan terbesar sebagai Dirut PT Pertani?

Tantangan itu tidak lepas dari kondisi dunia usaha yang kita tekuni. Untuk mengatasi tantangan itu kita harus memiliki pandangan dan wawasan yang luas, bisa menempatkan diri, cermat dalam berhitung, bisa mencari celah-celah, dan keberanian untuk melangkah dalam memanfaatkan kesempatan. Kesempatan yang sama tidak akan datang untuk kedua kalinya demi mendatangkan manfaat bagi umat manusia. Berhasil atau tidak itu kembali ke filosofi bisnis.

Bagaimana memanfaatkan kesempatan dan peluang itu?

Bagi saya, sebetulnya keberuntungan itu tidak ada. Misalnya, saya sejak dulu sudah punya rekening Bank BRI, tapi sampai sekarang saya tidak pernah dapat hadiah mobil. Artinya, kita jangan berharap dari keberuntungan. Bahwa segala sesuatu itu harus diraih dengan kerja keras. Yang perlu kita pegang teguh, adalah bahwa kita dalam setiap melangkah itu dalam rangka membuat manfaat.

Bagi Anda, mana yang lebih diutamakan dalam dunia usaha, hak apa kewajiban?

Yang tidak kalah pentingnya bagi orang yang bekerja di dunia usaha, jangan terjebak antara hak dan kewajiban mana yang lebih didahulukan. Tapi, yang harus ditanamkan adalah bahwa saya bekerja adalah untuk mendatangkan manfaat bagi sesama. Oleh karena itu dalam, bekerja kita harus mendapatkan untung agar bisa memberikan manfaat yang besar lagi. Nah, agar mendapatkan manfaat yang lebih besar lagi harus dikerjakan oleh orang yang memiliki kemampuan fisik yang kuat, lebih bagus lagi orang itu juga bahagia.

Singkatnya, orang itu sehat dan bahagia agar bisa meraih manfaat yang lebih besar lagi. Ini satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan sehingga ke depan yang diperlukan lagi adalah nawaitu-nya apa. Saya ulangi lagi, yang bisa berbuat untuk mendatangkan manfaat bagi orang lain yang besar adalah harus dikerjakan oleh orang yang sehat, kuat, dan akan lebih hebat lagi kalau orang tersebut bahagia, karena orang yang bahagia pasti orang yang tenang dan ingat kepada Sang Khaliknya. Ini satu rentetan sehingga orang tidak terjebak pada ayam dulu atau telor dulu. Jadi, berbuatlah dulu untuk mendatangkan manfaat bagi orang banyak.

*****

Bapak satu anak ini memiliki keyakinan agama yang kuat. Bahkan, ajaran agama yang dianutnya menjadi ideologi sekaligus filosofi yang tertanam dalam jiwanya. Tidak hanya di lingkungan kerja, organisasi, maupun hubungan kekerabatan, Dwi senantiasa mewariskan prinsip maupun filosofi keagamaan. Alhasil, banyak kalangan yang menyebutnya sebagai sosok yang religius.

Sebagai seorang profesional, suami Lisa Kumentas ini begitu ulet, cerdas, dan penuh dedikasi. Tanpa patah semangat, ia merenda karier di Pertani, mulai dari staf biasa, hingga jabatan strategis dan sarat gengsi seperti saat ini. Pelbagai medan tugas dan wewenang telah ia lalui dengan gemilang, mulai dari Irian Jaya hingga Sumatra.

Di saat orang sibuk merengkuh karier, ia tak lupa menempa diri. Gabungan antara pendidikan maupun latihan yang penuh teori dan kerja-kerja profesional yang penuh tantangan di lapangan telah mendewasakan jiwa pengabdiannya. Buktinya, ia lahir sebagai sosok pemimpin yang melindungi, sekaligus patut diteladani.

*****

Apa prinsip-prinsip kerja yang Anda pegang teguh sehingga bisa mencapai posisi puncak dalam berkarier?

Kita berusaha untuk melangkah dalam karsaNya, yang ternyata selalu terbuka. Intinya, bekerja adalah untuk membuat manfaat bagi sesama. Bekerja itu adalah bentuk dari karya. Dan, perusahaan itu adalah wahana atau wadah tempat berkarya untuk membuat manfaat bagi sesama manusia dalam rangka beribadah kepada Sang Pencipta. Jadi, kalau setiap orang sadar bahwa yang dikerjakannya itu adalah dalam rangka membangun dunia untuk mendatangkan manfaat bagi sesama, maka makna yang dikerjakannya akan berbeda, nawaitu-nya juga akan berbeda.

Setiap orang dalam bekerja memiliki tujuan untuk ikut berpartisipasi membangun dunia guna mendatangkan manfaat bagi sesama. Contohnya, tukang batu yang bekerja semata untuk mendapatkan upah, tidak pernah punya niat lain selain mendapatkan upah. Namun, secara tidak langsung dia ikut berpartisipasi dalam membangun monument, misalnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika tukang batu itu dalam bekerja tidak semata untuk mendapatkan upah saja, tapi dengan niat yang tulus dia juga harus sadar bahwa dirinya ikut parpartisipasi dalam membangun monumen.

Maksudnya, Anda juga mementing niat tulus dalam berkarya?

Siapa pun juga dalam menjalankan profesi apa pun harus dimulai dengan niat yang tulus. Tidak semata-mata untuk mendapatkan upah yang hanya berupa materi saja, tapi dengan niatan yang tulus bahwa profesi yang dia jalani adalah untuk mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dengan demikian, jika seseorang yang bekerja dengan niatan yang tulus tidak semata-mata untuk mendapatkan upah saja, tapi dengan niatan tulus untuk mendatangkan manfaat bagi sesam, maka kepuasan yang akan dia dapatkan juga akan sangat bermakna yang jauh lebih bermakna sebuah materi.

Bagaimana dengan semangat kebersamaan? Apakah Anda juga menerapkannya?

Selama ini prinsip-prinsip itu dan semangat kebersamaan seperti inilah yang selalu saya tanamkan pada diri saya dalam setiap pekerjaan yang saya lakukan. Selanjutnya prinsip-prinsip ini dan semangat kebersamaan dalam berkarya demi mendatangkan manfaat untuk sesama akan saya coba tanamkan di perusahaan yang sedang saya pimpin. Dengan prinsip dan semangat seperti ini seseorang sadar siapa dirinya untuk apa dia diciptakan sehingga akhirnya dia juga akan tahu dan cinta terhadap Sang Penciptanya. Sebaliknya Sang Khalik juga pasti cinta kepada seseorang yang memegang prinsip dan semangat yang telah saya uraikan tadi. Kalau semangat dan prinsip ini telah tertanam dalam diri seseorang, maka dalam berkarya dia akan melakukannya secara total, dan tidak setengah. Itulah intinya.

Seringkali kita juga mendapatkan orang yang mengedepankan filosofi ketimuran. Bagaimana dengan Anda?

Dalam berkarya kita harus bangga dengan filosofi-filosofi kita sendiri sebagai orang Indonesia, sebagai orang timur, sebagai orang beriman, sebagai orang yang berbudaya, dan sebagainya. Secara umum kebanyakan dari orang kita dicekoki dan terjebak dengan analisis SWOT dan tolak ukurnya hanya materi. SWOT bagus, tapi jangan hanya materi. Dan itulah semuanya yang menyebabkan kita itu tidak patuh, tidak sinergi, tidak kompak dalam memandang tujuan dan arah yang akan dicapai.

Akhirnya, kita hanya terjebak pada kepentingan sendiri-sendiri. Padahal seharusnya apa yang kita perbuat adalah untuk mendatangkan manfaat bagi semua orang, sehingga kita bisa saling mengingatkan untuk bisa ingat pada Sang Khaliknya. Pada akhirnya kita bisa menyambut cintanya Sang Khalik. Itulah puncak dari apapun karya yang diperbuat oleh manusia sebagai makhluk.

Bagaimana Anda menilai sebuah keindahan atau kepuasan kerja?

Jika seseorang dalam berkarya hanya demi untuk mendapatkan keuntungan pribadi semata, berarti kemampuannya untuk memandang keindahan itu hanya sampai di situ. Seperti tukang ojek, keindahan bagi dia hanya sebatas mendapatkan uang yang sebatas ongkos ojek saja. Jika dia mampu melihat keindahan lebih tajam lagi, dia akan mampu melihat bahwa yang dilakukan adalah untuk membantu orang untuk mendapatkan kemudahan, sehingga kepuasan dan keindahan yang akan dia dapatkan juga akan lebih indah lagi, tentu saja kepuasannya juga akan berbeda.

Bagi saya, bukan sekadar untuk mendapatkan upah berupa materi saja, tapi lebih dari itu, untuk memberikan manfaat dan kemudahan bagi orang lain. Kalau sudah begitu, maka kepuasan dan keindahan yang akan didapatkan juga jauh lebih indah dan lebih puas dari yang pertama. Harus diingat bahwa jika yang demikian kita pegang teguh maka yang akan didapatkan juga akan lebih indah. Dengan demikian, pasti orang itu akan tenang, puas dan bahagia.

Maksud Anda, memberikan manfaat pada sesama juga merupakan keindahan?

Kalau kita tulus dalam berkarya semata-mata karena Allah untuk memberikan manfaat bagi sesama, maka keindahan atau kepuasan pasti akan kita dapatkan, dan pasti tidak akan hilang. Hal ini yang harus dibangun dan ditanamkan sebagai orang Indonesia, orang timur yang beragama dan berbudaya. Jangan tenggelam dalam pemahaman Barat. Memang, pemahaman Barat itu sendiri sebetulnya belum tentu materialistik, tapi tangkapan dan pemahamannya yang materialistik.

Tidak ada komentar: