Mewujudkan Kegiatan Perberasan yang Saling Menguntungkan
Formula Penggilingan Padi,
Penggilingan padi yang banyak beredar dan berkembang di masyarakat tergolong penggilingan kategori kecil. Proses penggilingan jenis inilah yang menentukan ragam beras berikut kualitasnya. Hasilnya, tingkat output dan kerusakannya pun relatif tinggi.
Formula Penggilingan Padi (PP) ternyata memiliki dampak yang signifikan dalam proses penggilingan padi yang menghasilkan beras yang dipasarkan pada saat sekarang. Beras yang beredar cukup beragam sesuai dengan kualitas yang dihasilkan pada budidaya atau akibat proses penggilingan padi.
Sekarang, setidaknya terdapat 110.000 unit Penggilingan Padi (PP) yang beredar di Indonesia. PP ini terdiri dari 88.000 unit untuk kategori kecil, 16.967 unit kategori sedang, dan sisanya sebanyak 5.033 unit kategori besar. Dengan demikian, PP kategori kecil dipergunakan masyarakat luas dalam proses penggilingan secara dominan.
Sebanyak 88.000 unit atau 80% dari total penggilingan padi yang ada sekarang dapat dikategorikan dari formula 1 sampai dengan formula 4 seperti yang tertera dalam gambar 1. Tidak mengherankan jika kualitas yang dihasilkan cukup rendah, dengan rendemen rata-rata 60%. Masyarakat pun mengalami kehilangan sebesar 5% dengan jumlah beras mencapai 1 juta ton broken bisa di atas 20 % per tahun.
Kondisi ini mengakibatkan kerugian baik dari segi volume maupun penurunan kualitas yang cukup tinggi. Untuk itu, formula 1-4 diperlukan pembinaan yang lebih baik secara terarah dan berkelanjutan agar kehilangan hasil dan penurunan kualitas yang diakibatkan oleh PP dapat diminimalisasikan secara maksimal. Selain pembinaan juga sangat diperlukan pendampingan dann permodalan.
Seiring dengan upaya memperbesar tingkat rendemen dan memperkecil kerusakan dalam proses penggilingan, kini muncul terobosan baru dalam memformulasikan PP. formula atau model ini dikembangkan di masa-masa mendatang. Model tersebut antara lain, merubah formula 4 dengan menambahkan polisher sehingga menjadi dua unit. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rendemen agar mencapai 65 persen. Lihat gambar 2
Selain itu, perlu juga dikembangkan pola kemitraan hulu sampai hilir dalam kegiatan perberasan agar tercipta sebuah kerjasama yang saling menguntungkan. Sistem yang berkaitan dari simpul hulu sampai simpul hilir dalam membangun pertanian padi yang tangguh sangat diperlukan pola penanganan dan pembinaan secara terpadu yang saling menguntungkan.
Kemitraan ini memungkinkan petani, bandar pengumpul (Gapoktan), dan PP hanya memproses sampai pecah kulit (brown rice). Selanjutnya, PP bekerjasama dengan Rice Milling Polish (RMP), untuk kemudian RMP memperoses beras pecah kulit tersebut menjadi beras berkualitas dan bermitra dengan pedagang beras.
Kegiatan dalam pola tersebut tidak hanya akan terfokus, tetapi juga akan berkelanjutan, efisien, memiliki daya saing, nilai tambah, dan saling menguntungkan di antara berbagai pihak. Untuk menunjang hal tersebut, bantuan pemerintah berupa pendampingan atau penyuluhan akan lebih terarah dan mudah melaksanakannya dari simpul hulu sampai simpul mudik yang paling akhir.
Bantuan pemerintah juga dapat berupa subsidi pupuk dan benih. Selain itu, pemerintah dapat menyalurkan kredit perbankan yang tepat sasaran, mudah dikontrol, dan mempunyai dampak yang positif dalam peningkatan produksi padi. Dengan demikian, kegiatan perberasan ini betul-betul menguntungkan banyak pihak, mulai dari petani, PP, pedagang, maupun konsumen.
Formula Penggilingan Padi,
Penggilingan padi yang banyak beredar dan berkembang di masyarakat tergolong penggilingan kategori kecil. Proses penggilingan jenis inilah yang menentukan ragam beras berikut kualitasnya. Hasilnya, tingkat output dan kerusakannya pun relatif tinggi.
Formula Penggilingan Padi (PP) ternyata memiliki dampak yang signifikan dalam proses penggilingan padi yang menghasilkan beras yang dipasarkan pada saat sekarang. Beras yang beredar cukup beragam sesuai dengan kualitas yang dihasilkan pada budidaya atau akibat proses penggilingan padi.
Sekarang, setidaknya terdapat 110.000 unit Penggilingan Padi (PP) yang beredar di Indonesia. PP ini terdiri dari 88.000 unit untuk kategori kecil, 16.967 unit kategori sedang, dan sisanya sebanyak 5.033 unit kategori besar. Dengan demikian, PP kategori kecil dipergunakan masyarakat luas dalam proses penggilingan secara dominan.
Sebanyak 88.000 unit atau 80% dari total penggilingan padi yang ada sekarang dapat dikategorikan dari formula 1 sampai dengan formula 4 seperti yang tertera dalam gambar 1. Tidak mengherankan jika kualitas yang dihasilkan cukup rendah, dengan rendemen rata-rata 60%. Masyarakat pun mengalami kehilangan sebesar 5% dengan jumlah beras mencapai 1 juta ton broken bisa di atas 20 % per tahun.
Kondisi ini mengakibatkan kerugian baik dari segi volume maupun penurunan kualitas yang cukup tinggi. Untuk itu, formula 1-4 diperlukan pembinaan yang lebih baik secara terarah dan berkelanjutan agar kehilangan hasil dan penurunan kualitas yang diakibatkan oleh PP dapat diminimalisasikan secara maksimal. Selain pembinaan juga sangat diperlukan pendampingan dann permodalan.
Seiring dengan upaya memperbesar tingkat rendemen dan memperkecil kerusakan dalam proses penggilingan, kini muncul terobosan baru dalam memformulasikan PP. formula atau model ini dikembangkan di masa-masa mendatang. Model tersebut antara lain, merubah formula 4 dengan menambahkan polisher sehingga menjadi dua unit. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rendemen agar mencapai 65 persen. Lihat gambar 2
Selain itu, perlu juga dikembangkan pola kemitraan hulu sampai hilir dalam kegiatan perberasan agar tercipta sebuah kerjasama yang saling menguntungkan. Sistem yang berkaitan dari simpul hulu sampai simpul hilir dalam membangun pertanian padi yang tangguh sangat diperlukan pola penanganan dan pembinaan secara terpadu yang saling menguntungkan.
Kemitraan ini memungkinkan petani, bandar pengumpul (Gapoktan), dan PP hanya memproses sampai pecah kulit (brown rice). Selanjutnya, PP bekerjasama dengan Rice Milling Polish (RMP), untuk kemudian RMP memperoses beras pecah kulit tersebut menjadi beras berkualitas dan bermitra dengan pedagang beras.
Kegiatan dalam pola tersebut tidak hanya akan terfokus, tetapi juga akan berkelanjutan, efisien, memiliki daya saing, nilai tambah, dan saling menguntungkan di antara berbagai pihak. Untuk menunjang hal tersebut, bantuan pemerintah berupa pendampingan atau penyuluhan akan lebih terarah dan mudah melaksanakannya dari simpul hulu sampai simpul mudik yang paling akhir.
Bantuan pemerintah juga dapat berupa subsidi pupuk dan benih. Selain itu, pemerintah dapat menyalurkan kredit perbankan yang tepat sasaran, mudah dikontrol, dan mempunyai dampak yang positif dalam peningkatan produksi padi. Dengan demikian, kegiatan perberasan ini betul-betul menguntungkan banyak pihak, mulai dari petani, PP, pedagang, maupun konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar