Selasa, 25 November 2008

Agrowisata

Persawahan di Jantung Wisata

Tabanan

Pesona Bali ternyata tak cuma soal budaya, pantai, dan matahari. Di wilayah Kabupaten Tabanan, hamparan sawah berundak seolah punya daya magis, menarik perhatian wisatawan. The world Cultural Heritage, Unesco, bahkan menetapkan persawahan di daerah ini menjadi nominator Warisan Budaya Dunia.

Menatap petak-petak sawah berundak di wilayah Kabupaten Tabanan, Bali, selalu saja menimbulkan gelora batin yang unik. Kebesaran Ilahi, ketakjuban pada eksotisme alam, serta nuansa damai yang khas, menyeruak kental menjadi rileksasi tersendiri.

Kalau mau merasakannya, cobalah bertandang ke Jatiluwih, salah satu wilayah di Kecamatan Penebel, Tabanan. Tak hanya asyik buat menyegarkan pikiran, lahan persawahan di sana juga dikenal sebagai sumber penghasilan beras unggulan. Saban tahun, wilayah ini menuplai sekitar 1.515 ton beras merah yang kualitasnya diakui dunia.

Karena sejumlah kelebihannya itu, persawahan di Jatiluwih bahkan pernah menjadi nominator Warisan Budaya Dunia (WBD) yang ditetapkan oleh The World Cultural Heritage, Unesco. Mereka menganggap, Jatiliwuh memiliki perpaduan konservasi yang khas antara alam dan budaya yang sulit ditemukan di belahan dunia lain. Apalagi, cara mengelola lahan yang tradisional membuat siapa saja yang bertandang ke daerah berpenduduk sekitar 2.700 jiwa ini hanyut dalam suasana yang natural-religius.

EKOWISATA: Ekowisata memang sedang intensif digiatkan di seantero pelosok Pulau Dewata. Bagi daerah yang memiliki keindahan alam seperti Bali, ekowisata sebagai sebuah konsep pariwisata memang sangat pas dikembangkan.

Pada prinsipnya ekowisata tidak sekedar menikmati alam, tetapi menimbulkan rasa rasa tanggung jawab pada masyarakat untuk melestarikannya. Ekowisata bisa dianggap sebagai bagian dari wisata lingkungan yang menuntut tanggung jawab moral bersama. Kini, ekowisata telah menjadi bagian aktivitas masyarakat Bali.

Jadi, benar bahwa lahan persawahan yang ada di Tabanan, tak boleh diganggu gugat. Sebab, Bali tentu tak akan menarik hanya dengan hotel, restoran, atau budayanya, tetapi juga karena keindahan alamnya. Kabupaten Tabanan mampu menyokong dalam hal tersebut.

Sangat beralasan ketika masyarakat Tabanan tak puas hanya dengan julukan lumbung beras saja. Daerah pertanian ini memiliki komitmen tinggi dengan pembangunan yang bersinergi dan saling mendukung. Dengan potensi budaya yang dimiliki, Tabanan banyak berharap menjadi ikon pariwisata budaya.

Harapan itu diungkapkan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam acara Paguyuban Duta Wisata Jegeg Bagus Tabanan, beberapa saat lalu. Sambutan Bupati Tabanan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan, I Wayan Diasa, itu menegaskan bahwa Tabanan layak menjadi ikon pariwisata Bali karena sejalan dengan visi dan misi pembangunan di kabupaten itu.

Menurut Adi, pihaknya merasa optimis keinginan itu bisa terwujud. “Acara ini ini saya pandang sebagai salah satu aktivitas yang bisa mendukung dan mewujudkan harapan tersebut,” tuturnya.


Dia menambahkan, dalam menajamkan skala prioritas pembangunan bidang budaya, pihaknya telah membuat program yang terpola dan terarah yakni Tabanan Taksunya Bali 2010. Dengan penajaman skala prioritas seperti itu diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi terwujudnya sasaran program ini di masa mendatang.

Ketika Bali mengalami keterpurukan beberapa saat lalu, Kabupaten Tabanan banyak berperan dalam upaya pemulihan Bali sebagai kawasan wisata potensial dunia. Tabanan ketika itu telah banyak melakukan kegiatan bergengsi, seperti lomba Oleg Tambulilingan, Internasional Kite Festival, dan salah satu kegiatan budaya yang meraih penghargaan MURI adalah Cak Kolosal di Tanah Lot dengan menghadirkan 5.000 penari kecak.

Sementara itu, Wayan Diasa mengungkapkan, beberapa kegiatan budaya terus di bina dan diberdayakan dalam upaya menggairahkan pembangunan parwisata yang bernapaskan budaya. Kegiatan tersebut antara lain Utswa Dharma Githa, Lomba Desa Pekraman, Lomba Subak Abian dan Subak Basah, Lomba Jegeg Bagus, Gong Gebyar Anak-anak dan Dewasa dan yang sedang diusulkan adalah Subak Jatiluwuh, Penebe; sebagai Cagar Budaya dan Warisan Budaya Dunia. “Ini sebuah yadnya cakra, dalam artian roda kesenian yang terus berputar,” imbuhnya.


POSISI STRATEGIS: Kabupaten Tabanan merupakan mempunyai luas wilayah 893,33 kilometer persegi atau 14,9% dari luas Pulau Bali. Secara administrasi kabupaten yang berpenduduk 374.129 jiwa ini terbagi menjadi 10 Kecamatan, 10 Kelurahan, 103 Desa, 66 Lingkungan, 663 Dusun. serta 374,129.


Sebagai daerah agraris, mata pencaharian utama penduduknya adalah pertanian, yaitu sebesar 50,16%. Sedangkan bidang perdagangan, hotel, dan rumah makan merupakan mata pencaharian terbesar kedua dengan prosentase 15,16%. Selebihnya bergerak di sektor rumah tangga dan pengolahan sebesar 11,27% dan sektor jasa 10,93%.

Kabupaten Tabanan terletak pada posisi yang cukup strategis karena berbatasan dengan Kabupaten Badung di sebelah Timur. Di bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng. Sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Selain pertanian, komoditi andalan Tabanan adalah keramik. Komoditi ini berkembang di Desa Pejaten, Kecamatan Kediri, Tabanan. Pada mulanya, sebelum kerajinan keramik berkembang, penduduk setempat mengolah tanah liat alias gerabah. Di bawah manajemen mutu yang terpadu, peralatan yang memadai, dan tenaga yang terampil, pemasaran produk kerajinan milik Desa Pejaten melanglang buana hingga Australia, Belanda, Amerika, dan sejumlah negara maju lainnya.


Produk andalan lainnya adalah kerajinan besi logam. Kabupaten Tabanan merupakan sentra terbesar kerajinan besi di daerah Bali. Bahkan, seluruh produk kerajinan besi yang ekspor dari Bali disuplai oleh pengrajin besi dari Kabupaten Tabanan.

Melalui pengembangan pasar yang inovatif dan kreatif, kerajinan besi telah mampu memasuki pasar utama dunia seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Australia, dan lain-lain. Begitulah, dari sebuah kabupaten kecil bernama Tabanan, Indonesia mengetuk perhatian dunia.

BOKS:
JUDUL : Tempat Wisata di Tabanan


Air Panas Penatahan (Penatahan Water Spring)
Air Panas ini terletak di Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, 10 kilometer (Km) dari Kota Tabanan. Mata air panas ini berada di tepi sungai Yeh Ho dan air panas Penatahan dan oleh masyarakat dikenali dengan nama Yeh Panes. Berdasarkan hasil penelitian laboratorium Departemen Kesehatan, air panas ini sangat baik untuk mandi karena mengandung belerang dan mineral lainnya yang sangat baik untuk menyembuhkan penyakit kulit.


Alas Kedaton (Alas Kedaton Mongkey Forest)
Alas Kedaton terletak di desa Kukuh Kecamatan Marga, sekitar empat Km dari Kota Tabanan. Tempat suci ini dikelilingi oleh hutan yang dihuni oleh sekelompok kera yang dianggap keramat. Juga terdapat sekelompok kelelawar yang hidup bergantungan di dahan-dahan pohon kayu yang besar dan sewaktu-waktu beterbangan. Ini merupakan atraksi menarik bagi wisatawan.
Upacara piodalan di pura ini jatuh pada Selasa (Anggara Kasih) 20 hari setelah Hari Raya Galungan. Upacara ini dilakukan pada siang hari dan harus sudah selesai sebelum matahari terbenam. Itulah sebabnya pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan.


Bedugul
Bedugul merupakan kawasan pariwisata yang terletak pada ketinggian sekitar 1.240 meter dari permukaan laut. Daerah ini sangat sejuk. Hawa rata-rata 180C pada malam hari dan 240C pada siang hari. Denpasar-Bedugul-Alas Kedaton-Tanah Lot merupakan suatu rute perjalanan yang sangat menyenangkan dari Denpasar menuju Bedugul.


Bedugul adalah daerah pegunungan yang dingin. Di sana terdapat Danau Beratan dan Pura Ulun Danu. Anda dapat menikmati pemandangan alam yang indah serta tempat rekreasi air dan lain-lain. Setelah itu kita meneruskan perjalanan ke Tanah Lot yang sudah tidak asing lagi bagi wisatawan seluruh mancanegara. Di Tanah Lot terdapat sebuah pura di tengah laut dan bila matahari akan tenggelam di ujung laut, maka terciptalah suatu pemandangan yang sangat indah.

Jati Luwih
Jati Luwih, terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Jaraknya sekitar 27 Km dari arah utara Kota Tabanan. Jati Luwih sebagai Desa Wisata merupakan salah satu obyek yang terindah di Bali, dengan pemandangan yang luas dan panorama sawah yang bertingkat yang tiada taranya. Disebelah utaranya dilatarbelakangi oleh gunung yang berhutan lebat dengan udara yang sejuk dan bersih.


Pantai Soka (Soka Beach)
Pantai Soka terletak 40 Km dari Denpasar atau 25 Km dari kota Tabanan. Pantai Soka mempunyai pemandangan yang indah, baik sekali untuk tempat beristirahat. Di pantai ini terdapat sebuah periuk besar dari batukarang dan sebuah dapur kuno milik Kebo Iwa di jaman dahulu kala.


Pura Tanah Lot (Tanah Lot Temple)
Pura ini didirikan pada abad ke XV Masehi oleh Pedanda Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Pura Tanah Lot terletak di laut atau terpisah dari daratan dan di sekitar pura ini terdapat pula beberapa pura kecil dan besar antara lain Pura Pekendungan.


Di bawah dan di sebelah barat terdapat sumber air tawar yang merupakan air suci bagi Umat Hindu. Pura Tanah Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, sekitar 13 km dari kota Tabanan. Bila air laut surut para pengunjung dapat langsung sampai ke pelataran pura untuk bersembahyang.

Di bawah pura terdapat beberapa gua yang di dalamnya hidup beberapa ekor ular besar dan kecil berwarna hitam putih. Ular-ular ini sangat jinak dan tidak boleh diganggu. Jika air laut pasang, maka pura ini akan kelihatan seperti sebuah perahu terapung di atas air. Di Tanah Lot kita dapat menyaksikan timbulnya bulan purnama di malam hari dan tenggelamnya matahari di kaki langit, merupakan suatu pemandangan yang sangat indah.

Wisata Puri (Palace Attraction)
Puri Anyar dan Puri Gede di Krambitan merupakan puri kuno. Puri Anyar dengan Puri Night-nya dan Puri Gede dengan Malam Budaya-nya menyajikan beberapa atraksi yang menarik, antara lain Joged Bumbung dan Tektekan. Bersama penari, para tamu diajak menari bersama. Sedangkan pada tarian Tektekan kita dapat menyaksikan beberapa penari yang sedang kemasukan roh halus menancapkan kerisnya ke tubuh penari lainnya. Keris tersebut sampai bengkok, namun tidak dapat menembus tubuh lawannya.


Kebun Raya
Kebun Raya terletak di sebelah Barat Objek Wisata Bedugul merupakan sebuah komplek hutan suaka alam. Hutan tersebut ditata sedemikian rupa sehingga terwujud suatu pemandangan indah dan nyaman. Di sela-sela pepohonan yang rindang terhampar rerumputan yang menghijau dan ditanami bunga-bungaan yang beranekaragam di sepanjang jalan setapak di sekeliling hutan yang menambah kesejukan udara dan keheningan suasana. Di samping pemandangan yang indah dan menghijau terdapat pula suatu bangunan rumah kaca yang dipergunakan untuk percobaan dan pengembangan tumbuh-tumbuhan terutama anggrek. Juga terdapat ribuan jenis tanaman yang dipelihara dengan baik.


Taman Kupu-kupu Bali (Butterfly Park)
Taman kupu-kupu ini merupakan satu-satunya di Nusantara. Kupu-kupu yang merupakan salah satu persembahan kekayaan alam Indonesia dan terbesar dari Sabang sampai Merauke, kini dihimpun dalam sebuah taman dengan nama Taman Kupu-Kupu yang terletak di Desa Wanasari, Tabanan. Letaknya sekitar 5 Km ke Utara kota Tabanan. Setiap hari dilepas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna, salah satu diantaranya yang paling terkenal di dunia ialah: kupu-kupu Sayap Burung Sorga (Omithoptera Paradisea), Priamus, dan berbagai jenis kupu-kupu dari seluruh nusantara.


Taman Margarana (Margarana Heroes Monument)
Pada tanggal 20 Nopember 1946 terjadi pertempuran habis-habisan antara pasukan pejuang Republik Indonesia melawan kaum penjajah Belanda, di Banjar Kelaci. Desa Marga di bawah pimpinan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Pertempuran ini terkenal dengan nama Perang Puputan Margarana. I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya gugur di dalam pertempuran tersebut.


Seluruh abu jenazah para pahlawan bangsa tersebut dimakamkan di Taman Margarana, sekitar 25 Km dari Denpasar atau 13 Km dari kota Tabanan. Di Candi Pahlawan ini Anda dapat menyaksikan beberapa tulisan yang merupakan surat dari I Gusti Ngurah Rai bersama seluruh anggota pasukannya yang terkenal dengan sebutan Ciung Wanara. Surat itu menegaskan tekad mereka untuk tidak akan berkompromi dengan penjajah.

Tidak ada komentar: