Jumat, 28 November 2008

Agrowisata

Paduan Alam, Teknologi, dan Wisata

Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS)

Selain dikenal dengan tahu dan ubi yang gurih dan manis, Sumedang juga menyimpan kekayaaan alam yang melimpah. Kondisi tanah yang subur, udara nan asri dan sejuk, serta struktur alamnya yang didominasi oleh kawasan pegunungan dan perbukitan membuat bekas pusat wilayah Kerajaan Sumedang Larang ini menyimpan sejumlah potensi wisata yang berbazis pada alam dan pertanian atau agrowisata yang sangat menakjubkan.

Salah satu kawasan wisata pertanian yang saat ini tengah dikembangkan adalah Kawasan Agroteknobisnis Sumedang, atau yang lebih dikenal dengan singkatan KAS. Lokasi wisata ini jaraknya sekitar 6 km dari pusat Kota Sumedang, tepantya terletak di kawasan perbukitan Kampung Nangorak, wilayah Kecamatan Sumedang Selatan. Berada pada ketinggian antara 850 dan 1000 meter dari permukaan laut (dpl). Letaknya yang tinggi, kondisi tanahnya yang subur, udara perbukitannya nan sejuk, dan kondisi permukaan lahannya yang berkontur rapat.

Kendati demikian, KAS juga memiliki beberapa bidang yang cukup datar di beberapa bagian sehingga membuat lahan seluas 40 hektar itu menjadi objek wisata agro yang mampu menghadirkan kedamaian jiwa. Selain menawarkan nuansa perbukitan nan asri serta berbagai fasilitas yang menarik, tempat ketinggian ini juga menawarkan pesona alam Sumedang yang sangat memukau.

Bagi Anda yang berminat berkunjung ke KAS, untuk menggapainya tidaklah sulit. Salah satu petunjuk jalan yang paling mudah diingat adalah melewati Makam Pahlawan Nasional Cut Nya’ Dhien yang juga dikenal kawasan pemakaman Makam Gunung Puyuh terletak di sudut kota Sumedang. Lalu, Anda dapat menulusuri jalan aspal yang membelah hamparan sawah masyarakat Kecamatan Sumedang Selatan. Sepanjang mata memandang, setiap tepinya nyaris berakhir di kaki perbukitan kokoh, persis seperti benteng raksasa dari semua sisi.

Ketika melemparkan pandangan ke kawasan perbukitan, tampak rumpun bambu penuh sesak hampir mendominasi seluruh isi perbukitan. Terlihat pula rumah-rumah penduduk desa berkelompok, berderet-deret, dan berdesak-desakan di lereng-lereng mengikuti pola perbukitan. Lalu di kakinya tampak sawah berundak-undak. Ketika melemparkan pandangan ke sebelah kanan dan kiri jalan di hamparan sawah terlihat para petani dengan berbagai aktivitas.

Semakin lama jalanan semakin menanjak, sesekali menikung ke kanan dan ke kiri. Dari kejauhan akan samar-samar terdengar alunan Degung, musik khas masyarakat agraris Pasundan. Degung merupakan akumulasi dari bunyi-bunyian alat musik; kecapi, kendang, suruling, dan kemong yang diiringi oleh suara merdu sinden dan Jaipongan rakyat yang menambah kesyahduan nuansa pedesaan. Pantulan alunan nada ini seringkali menjadi pertanda akan adanya acara yang sangat sakral bagi masyarakat setempat seperti pernikahan, sunatan, dan acara sakral lainnya.

Di tengah perjalanan yang terus menanjak menulusuri bahu perbukitan, di sisi kanan dan kiri jalan terlihat pepohonan serta lahan perkebunan yang mengikuti pola perbukitan. Tampak anak-anak dan gadis-gadis remaja desa nan molek dan aduhai terlihat duduk santai dan bercanda ria di halaman rumah mereka.

Barisan bukit-bukit yang terurai di antara lembah-lembah ngarai, dan pemandangan yang paling elok di antara lembah dan barisan bukit itu adalah pemandangan sawah terassiring atau sawah berundak-undak yang tertata indah, elegan, dan memesona. Pemandangan ini membentang di lereng-lereng perbukitan, sepenuh bukit, beberapa bukit, sangat indah membuat jiwa seketika terbang damai, melayang jauh ke kawasan persawahan berundak-undak yang ada di pulau dewata.

Setalah melalui jalanan berliku yang terus menanjak sepanjang 6 km, Anda akan sampai di KAS. Saat kendaraan memasuki kawasan perbukitan yang terletak antara 850-1000 m dpl ini, saat itu pula nuansa kesejukan alam perbukitan nan eksotis, segar, dan alami segera menyapa jiwa Anda.

Ketika menginjakkan kaki Anda, cobalah berjalan mendaki ke arena Camping Ground, lalu dari sana balikkan badan Anda. Bagi Anda yang pertama kalinya mendatangi tempat ini, maka seketika itu mata Anda akan terpana takjub, jiwa berdetar damai, dan hati terkejut kagum, persis seperti Christoper Columbus saat pertama kalinya menemukan Benua Amerika. Sebab, dari sini, dari ketinggian ini jika melemparkan pandangan datar nun jauh ke Utara tampak biru Gunung Tampomas dengan awan putih bak sayap Burung Kuntul mengapung dekat di atasnya.

Datar jauh ke depan, di antara lembah-lembah ngarai tampak kawanan perbukitan bergelombang tersusun memanjang sampai jauh ke ujung Barat dan ke ujung Timur, sebatas mata memandang. Menukik jauh ke bawah tampak samar Kampung Toga yang bertengger di atas perbukitan mungil, disampingnya tampak Kota Sumedang yang terkurung dan terperangkap oleh desakan kawanan perbukitan dari semua sisi, barangkali inilah alasan mengapa dahulu kala Prabu Geusan Ulun Adji Putih menjadikan lembah itu sebagai pusat Kerajaan Sumedang Larang.

Selain menawarkan pesona keindahan alam dengan nuansa perbukitan nan eksotis, segar, dan asri, KAS yang dikelola dan dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak tahun 2003 ini, juga menawarkan beberapa fasilitas yang unik dan menarik yang bisa dinikmati oleh setiap pengunjung. Namun, tentu saja dengan segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola. Mulai dari tempat yang paling puncak terdapat Rumah Pohon dengan kapasitas 15 orang, lengkap dengan fasilitas kamar mandinya. Rumah pohon ini disewakan Rp 250 ribu per malam.

Turun dan berjalan menyamping ke sebelah kanan dari Rumah Pohon terdapat satu bidang dataran sebagai lokasi berkemah atau disebut Camping Ground yang biasanya digunakan oleh mereka yang gemar melakukan wisata petualangan. Turun ke bawah bertengger Rumah Panggung yang terbuat dari kayu, merupakan kantor pengelola KAS. Namun, rumah ini juga disewakan jika pengunjung berminat untuk menginap.

Persis di sebelah area parkir terdapat kebun stroberi yang tertata dan tersusun rapi. Jika dipandang dari area Camping Ground, tanaman stroberi ini tak ubahnya bala tentara Kubilai Khan yang siap menaklukkan Jazirah Arab. Panorama kebun yang indah ini seringkali menggantikan nama KAS sebagai Kebun Stroberi.

Di samping kebun, terdapat warung yang menyediakan berbagai macam minuman hangat dan makanan sederhana siap saji yang dalam waktu dekat akan dijelmakan menjadi resto. Di sebelahnya merupakan kompleks penggemukan dan pengembangan kawanan Domba Garut dan hasilnya dijual kepada mereka yang berminat dengan harga Rp 22. 500 per kilogram.

Di sisi kanan kantor pengelola KAS, terdapat areal pengembangan tanaman vanilie dan 250 jenis tanaman obat-obatan, di antaranya kumis kucing dan papino yang berkhasiat sebagai obat darah tinggi. Bersebelahan dengan tanaman obat-obat terdapat kolam budidaya ikan mas, ikan nila, dan ikan patin. Turun ke bawah terdapat Gazebo, yaitu rumah panggung tanpa dinding, atau lebih tepatnya disebut pondok tempat bersantai ria sambil menikmati kesejukan dan keindahan alam.

Kawasan Agrowisata yang terurai di lereng perbukitan ini juga menyediakan fasilitas Rumah Kaca sebagai sarana pengembangan dan budidaya tanaman stroberi dan melon mas yang menggunakan arang sekam sebagai sarana tumbuh. Para pengunjung yang berminat menikmatinya dan mempelajari cara pembudidayaannya bisa bertanya langsung pada pengelola.

Selain, itu juga terdapat tanaman jarak, pepaya, salak, dan jagung, lengkap dengan pabrik pengolahannya mulai dari proses pemitilan sampai menjadi tepung jagung. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 10 ton jagung per hari. Selain itu juga terdapat kolam pemancingan ikan mas, ikan nila, dan ikan patin komplet dengan alat pembakarannya.

Jika Anda memiliki kegemaran dengan ikan hias, di perbukitan Kecamatan Sumedang Selatan ini juga terdapat Hatcery atau rumah penetasan dan pengembangan berbagai jenis ikan hias. Koki, manfish, Black Ghost, Benter, Discus, Komet, dan Lobster Air Tawar merupakan jenis-jenis ikan yang dibudidayakan. Khusus untuk ikan koki terdapat berbagai jenis lagi yaitu Oranda, Rancu, Tosa, dan Black More.

Selain itu kawasan ini juga memiliki potensi untuk pengembangan industri air mineral kemasan karena terdapat beberapa sumber mata air yang sangat bening dan jernih. Dan mulai Maret tahun 2008 KAS akan diserahkan oleh pihak BPPT kepada Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Morfologi permukaan yang beragam dan mempunyai lokasi yang menantang menjadikan lokawisata ini sebagai tempat bermain paralayang yang yang ideal. Tempat “take off” yang baik dan mengarah ke lembah yang relatif bebas dari gangguan penerbangan, menjadikan KAS salah satu lokasi favorit penggemar Paralayang dari Jakarta, Bandung, dan beberapa kota lain.
Tak hanya itu, dari ketinggian Lokawisata agro KAS ini, saat malam hari, dapat dinikmati pemandangan kota Sumedang dengan beragam kerlip lelampuan jalan dan kendaraan. Dan dipagi hari, pemandangan Gunung Tampomas nun di utara Sumedang dapat juga dinikmati keindahannya. Panorama saat awan mulai terbentuk dan mulai menutup puncak menawarkan keindahan yang tiada tara. MRS

Tidak ada komentar: