Jumat, 28 November 2008

Herbal

Perpaduan Rasa dan Khasiat

Vitarice

Beras merah mungkin sudah tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat mengenal beras merah sebagai beras yang kaya kandungan gizi. Namun, karena rasanya tidak pulen, banyak orang yang masih enggan untuk mengkonsumsi langsung. Untuk mensiasati rasanya, Vitarice menawarkan solusi jitu.


Kebiasaan masyarakat mengonsumsi beras yang rasanya cenderung empuk dan tidak keras atau biasa juga disebut pulen, menyebabkan beras-beras yang yang rasanya agak keras seperti beras merah menjadi kurang diminati. Sebenarnya, jika ditilik lebih jauh, yang menyebabkan rasa beras merah bertekstur keras ketika dimasak menjadi nasi adalah karena proses giling beras merah tidak seperti lazimnya beras putih biasa.

Pada beras putih biasa, biasanya kulit ari telah banyak hilang terkikis ketika terjadi pemolesan pada proses giling padi menjadi beras. Sementara, pada proses giling beras merah, bisanya tidak dilanjutkan ke proses pemolesan (hanya sampai pada proses pecah kulit, red.). Alasannya, supaya kulit ari beras merah tidak hilang terkikis agar tidak hilang karena nutrisi penting yang terdapat pada beras merah seperti serat dan minyak alami terkandung di dalam kulit arinya. Konsekuensi dari menjaga kulit ari ini, tekstur rasa beras merah menjadi sedikit keras ketika dimakan.

PT. Alam Makmur Sembada sebagai salah satu produsen beras terkemuka di Indonesia melihat realitas ini sebagai masalah yang perlu mendapatkan solusi. Oleh karenanya, perusahaan ini menciptakan beras dengan merek dagang Vitarice sebagai solusi untuk memadukan antara rasa beras putih yang enak dan khasiat beras merah yang tetap utuh tanpa harus menghilangkan kulit arinya. Vitarice memadukan rasa beras mentik wangi yang bertekstur rasa pulen dan beras merah yang memiliki kandungan gizi yang penting bagi tubuh.

Menurut President Director PT. Alam Makmur Sembada, Ayong Suherman Dinata, idenya untuk mencampur kedua varietas beras ini karena banyak konsumen yang mengeluhkan rasa beras merah yang agak keras. “Awalnya Vitarice berisi beras merah 100 persen, namun banyak costumer mengeluhkan rasanya yang keras dan pera,” jelas Ayong.

Melalui riset pasar yang ia lakukan, akhirnya didapatkan formula pencampuran yang disukai oleh konsumen yaitu dengan perbandingan satu banding satu antara beras varietas metik wangi dan beras merah. Dengan perbandingan pencampuran tersebut, tambahnya, rasa keras beras merah dapat dinetralisir oleh tekstur rasa pulen yang dimiliki beras mentik wangi.

Namun, masalah lain timbul ketika di sisi lain masalah rasa telah teratasi. Kombinasi antara dua varietas beras ini membuat kutu beras mudah sekali berkembang, sehingga beras cepat sekali berkutu. Solusinya, Vitarice akhirnya dikemas dalam kemasan higienis yang telah divakum untuk menghentikan terjadinya pengembangbiakan kutu beras. Hasilnya, Vitarice lebih tahan lama disimpan dan tidak mudah berkutu.

Beras mentik wangi dan beras merah yang digunakan untuk Vitarice ditanam di daerah dataran tinggi, yaitu di daerah Majalaya, Garut, Jawa Barat, yang jauh dari polusi industri dan polusi kendaraan. Hal itu untuk lebih menyempurnakan budidaya dengan sistem organik yang diterapkan pada kedua jenis varietas padi tersebut. Melalui penyempurnaan panjang yang dilakukan PT. Alam Makmur Sembada akhirnya melahirkan produk beras berkualitas. Tak hanya bisa dikonsumsi sebagai makanan pokok sehari-hari karena rasanya yang familiar di lidah sebagian besar masyarakat Indonesia, beras ini juga dapat memberikan khasiat bagi yang mengonsumsi.

Khasiat yang bisa ditemukan dari Vitarice ini yaitu membantu proses pencernaan, mengurangi dan mencegah sembelit, mengurangi risiko penyakit wasir, dan usus. Khasiat ini didapat dari kandungan serat alami yang terdapat di dalam beras merah pada Vitarice. Selain itu, Vitarice juga mengandung Vitamin B1, B2, B6, dan B15 yang sangat berguna bagi tubuh. Vitarice juga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes, karena rendah gula.

Sekedar informasi bagi konsumen, bahwa pencampuran antara dua varietas ini bukan bentuk pencampuran yang ditujukan untuk menurunkan kualitas kedua varietas beras itu sendiri. Pencampuran tersebut tak lain dimaksudkan untuk memadukan antara rasa dan khasiat sesuai selera konsumen. Di samping, campuran ini tidak dimaksudkan untuk merubah dua varietas beras ini menjadi beras yang lain, karena dalam kemasan Vitarice sendiri diterangkan detail mengenai komposisi satu banding satu antara beras varietas mentik wangi dan beras merah. Dengan kata lain, konsumen tidak “ditipu” dengan label dalam kemasan.

Konsumen dapat dengan mudah mendapatkan Vitarice, karena beras ini telah dipasarkan ke seluruh Indonesia, terutama di pasar-pasar modern. Dengan hadirnya Vitarice, masyarakat Indonesia dapat menyajikan beras yang bermanfaat bagi kesehatan setiap hari dengan dipadu dengan lauk pauk bergizi yang lain. AJI





Tidak ada komentar: