Jumat, 28 November 2008

Inovasi

Upaya Menghasilkan Beras Berkualitas

Pola Penggilingan Padi Kategori Sedang (Vol.2)

Selain pola budidaya, ternyata proses Penggilingan Padi juga memiliki dampak yang sangat signifikan dalam menentukan kualitas beras. Dalam penggunaan Penggilingan Padi kategori sedang ini, kerusakan beras yang dihasilkan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penggilingan kategori kecil. Apa saja keunggulannya?


Di Indonesia saat ini setidaknya terdapat 110.000 unit Penggilingan Padi (PP), terdiri dari 88.000 unit kategori kecil, 16.976 unit sedang, dan sisanya sebanyak 5.033 unit kategori besar. PP kategori kecil telah dibahas pada edisi yang lalu. Kini, di edisi kali ini, kita akan membahas PP kategori sedang atau disebut juga Pola PP Volume 2.

Sekilas memang terdapat peningkatan kualifikasi maupun kemampuan penggilingan jenis ini. Untuk PP kategori sedang, termasuk di dalamnya Rice Milling Unit (RMU), begitu menentukan kualitas beras. Dan, kerusakan beras yang dihasilkan oleh penggilingan padi kategori sedang juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan Penggilingan Padi untuk kategori kecil

PP kategori sedang memiliki dua formula. Pertama, formula yang menghasilkan beras dengan rendemen mencapai 65% dan menghasilkan broken maksimum 20%, yang kemudian disebut PP Formula 1. Kedua, formula yang menghasilkan beras dengan rendemen 65% dan broken maksimum 15%, yang kemudian disebut PP Formula 2.

PP Formula 1 pada umumnya memiliki satu unit Hasker, satu unit Sperator (ayakan beras pecah kulit), dan dua unit Polisher. Untuk lebih jelasnya mengenai PP Formula 1 bisa dilihat pada gambar 1. Sedangkan PP Formula 2 memiliki satu unit Hasker, satu unit Sperator, dan minimal tiga unit Polisher (lihat gambar 2). Dan, pada umumnya PP kategori sedang ini mampu menghasilkan 1,5-2 ton beras per jam.

Khusus kepada pemilik PP Formula 1 dianjurkan untuk menambah satu atau dua unit Polisher lagi agar rendemen mencapai …% dan broken…..%. Dan, baik bagi pemilik PP Formula 1 maupun PP Formula 2 disarankan untuk menambah satu unit Stoner (penyortir batu/kerikil) dan Greder (menyortir broken) agar kualitas beras yang dihasilkan dapat diatur sesuai dengan permintaan pasar.

Selain itu, disarankan supaya dibangun dan dikembangkan pola kemitraan yang kuat dari simpul hulu sampai simpul hilir dalam kegiatan dunia perberasan, yakni kemitraan yang berkesinambungan dan terfokus antara petani dengan bandar pengumpul (Gapoktan), Bandar Pengumpul dengan PP hanya memproses gabah menjadi beras Pecah Kulit (PK). Sedangkan PP PK dengan Rice Milling Polish (RMP) memproses beras PK menjadi beras berkualitas sesuai dengan permintaan konsumen. Dengan demikian, tercipta kegiatan dalam dunia perberasan yang saling menguntungkan semua pihak yang terkait.

Di atas semua itu, untuk menunjang pola kemitraan dan kegiatan tersebut, diperlukan perhatian dan bantuan dari pemerintah secara serius dan terfokus,. Perhatian atau bantuan tersebut terutama dalam bentuk pembiayaan baik dalam bentuk pinjaman atau hibah maupun pendampingan atau penyuluhan yang lebih terarah dari simpul hulu sampai simpul hilir. Hal ini pada akhirnya bisa lebih memudahkan dalam rangka mengembangkan dan mewujudkan beras berlabel yang berkualitas. MRS



Tidak ada komentar: