Rabu, 28 Januari 2009

Agrowisata


Puncak yang Penuh Misteri

Ketep Pass

Menikmati pesona Gunung Merapi atau biasa dijuluki ‘Si Putri Malu’ secara utuh dari puncak, pastinya amat menyenangkan. Gumpalan awan putih dan dinginnya udara menjadi cerita tersendiri bagi penikmatnya. Apalagi, jika gumpalan kabut dan awan putih tersebut mulai bergerak menjauh, perlahan terkuaklah keindahan sesungguhnya puncak Ketep Pass.


Ya, objek wisata yang berlokasi di Jalan Magelang, Jawa Tengah, ini memang mempunyai cerita yang unik. Selain menyuguhkan panorama landscape yang menawan, Anda juga bakal berkesempatan untuk belajar dunia kegunungapian. Masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya lebih mengenal Ketep Pass, sebagai kawasan wisata alam yang menakjubkan. Hal ini dapat dimaklumi, sebab Keteb Pass banyak dipopulerkan dari kedua sisi tersebut.

Pemandangan alam yang indah, ditambah dengan fasilitas gardu panjang, Ketep Vulcano Theatre, Ketep Vulcano Center, Pelataran Panca Arga, serta restoran hingga areal parkir yang luas, membuatnya begitu sempurna untuk memanjakan diri berdekatan dengan alam. Tak jarang turis lokal maupun mancanegara pun terlihat akrab menikmati objek wisata ini.

Objek wisata yang diresmikan pada tahun 2002 ini berada di daerah dengan ketinggian 1.300 meter dpl, diapit dua gunung legendaris yaitu Merapi dan Merbabu. Nama Ketep diambil dari nama sebuah desa wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Desa Ketep terletak pada pertemuan jalur Boyolali-Blabak (jalur kawasan wisata Selo-Solo-Borobudur) dan jalur Kopeng-Blabak.

Meski bukan murni agrowisata, karena terpadu pula dengan alam vulkanologi, Ketep pun dikemas apik agar menjadi satu objek agrowisata andalan. Pasalnya, banyak kekayaan flora dan fauna yang menempati habitat aslinya di daerah ini. Di tempat ini pula pengunjung bisa menyaksikan secara langsung aktivitas petani. Bahkan, di lain kesempatan Anda juga bisa membeli atau memetik hasil panen langsung dengan petani setempat.

Selama menempuh perjalanan menuju Ketep Pass, Anda akan disuguhkan keindahan dari kawasan Ketep. Kecantikan dan kemolekan panorama Jalan Magelang, membuat diri Anda seakan-akan menyatu dengan alam. Ruas jalan menuju Ketep yang bakal Anda lalui merupakan jalur wisata Borobudur, Ketep, Selo, Boyolali, Solo sepanjang 60 km. Ketep Pass dan Agrowisata Banyu Roto bisa ditempuh melalui berbagi lokasi. Dari Blabak, Magelang, ke arah timur hanya berjarak 17 km, dari kota Magelang hanya 30 km. Jika dari arah Salatiga, Anda bisa melawati jalur kopeng, atau bisa juga melewati jalur Candi Borobudur yang ditempuh sekitar 30 km.

Jalur khas pegunungan yang berkelok-kelok, dengan pemandangan alam pegunungan di kanan kiri jalan makin membuat perjalanan terasa amat menyenangkan. Tapi, Anda mesti hati-hati dan waspada karena sebagian ruas jalan sering kali tertutup kabut tebal pada musim penghujan. Bagi Anda yang suka berpetualang berkendara di jalan pegunungan, disarankan untuk menempuh jalur Borobudur, Keteb, Selo, dan Boyolali.

Hawa dinginnya yang begitu menusuk kulit, membuat tubuh terasa kaku dan gemetar. Tapi, jangan takut, di sepanjang jalan Anda akan mendapati pondok-pondok makanan, penjaja jagung bakar, dan minuman hangat yang siap saji. Perjalanan yang cukup menguras tenaga akan terbayar dengan keindahan puncak Ketep Pass yang elok. Hamparan hutan di kejauhan dan sebuah gunung tinggi yang menjulang dengan kepulan asap di atas kawahnya makin membuat anda takjub akan kekuasaan-Nya.

MUSEUM VULKANOLOGI: Kawasan wisata ini memiliki banyak fasilitas. Ada dua buah gazebo untuk menikmati indahnya Gunung Merapi dan Merbabu. Bagi yang tidak bisa menyaksikan aktivitas Gunung Merapi pun tak perlu kecewa, karena di Ketep Pass juga terdapat teater yang menyajikan film tentang aktivitas Gunung Merapi dengan tarif Rp 5.000. Untuk masuk lokasi ini pengunjung dikenakan biaya Rp3.200 per orang plus Rp200 untuk asuransi.

Sedangkan untuk masuk ke museum tiketnya seharga Rp3.000 per orang. Nah, bagi Anda yang ingin mengabadikan diri di puncak Gunung Merapi tapi enggan naik puncaknya, Anda bisa berfoto berlatar belakang puncak Gunung Merapi di dalam museum.

Tidak hanya itu, jika Anda ingin mengunakan teropong yang disediakan pengelola, anda mesti merogoh kocek Rp3.000. Teropong ini cukup tajam, sehingga Anda bisa melihat Gunung Merapi dari dekat tanpa harus bersusah payah mendakinya. Selain itu, dengan teropong ini pula pengunjung bisa menyaksikan lebih dekat sejumlah gunung di Jawa Tengah dari satu titik saja, misalnya Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Bahkan, terlihat pula gunung-gunung kecil di sekitarnya, seperti Gunung Tidar, Andong, Pring, Bukit Manoreh, dan Telomoyo.

Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di gardu pandang, kita juga dapat menikmati pemutaran film tentang aktivitas Gunung Merapi mulai dari letusan hingga evakuasi penduduk di sekitarnya. Tayangan berdurasi kurang lebih 20 menit ini mampu menyedot perhatian dan emosi pemirsanya. Bayangkan, semburan awan panas dari kubah Merabu yang populer dengan istilah wedhus gembel yang ditayangkan di layar lebar tersebut, seolah nyata di depan mata.

Fasilitas yang tak kalah menarik dapat pula dinikmati di Vulcano Venter. Di sini pengunjung disuguhkan berbagai foto maupun peta dalam format besar. Di sini kita diajak secara langsung mengoperasikan peralatan pemantauan dan pendeteksi gejala, serta kegiatan vulkanik. Ketep Pass tak hanya menjafi objek wisata alam yang menarik, namun juga difungsikan sebagai media belajar tentang kegunungapian termasuk bagaimana mengendalikan diri di saat ‘Si Putri Malu’ mulai menggeliat dan memuntahkan laharnya.

WISATA BELANJA: Puas berjalan-jalan tentunya haus dan lapar bakal menyerang perut Anda. Berkunjung ke Ketep Pass tidak lengkap rasanya jika tidak menikmati sajian khas berupa jagung bakar di pingir kawasan, sambil bercengkarama dengan teman dekat, keluarga, dan kerabat.

Bukan rahasia umum lagi kalau kawasan ini kaya akan potensi alam, terutama sayur mayur, dan buah. Lokasi ini menyajikan wisata belanja tanaman sayuran segar. Anda bisa memanjakan diri untuk berbelaja sayuran segar yang baru saja dipetik dari ladang petani setempat. Jenisnya pun beragam, di antaranya kol, kembang kol, sawi, selada, tomat, cabe, kacang panjang, dan daun adas. Jika Anda termasuk pencinta tanaman, di kawasan ini juga menyediakan benih sayuran lokal maupun organik untuk buah tangan.

Soal harga, Anda tidak perlu risau. Sebab, harga yang ditawarkan di sini cukup terjangkau bagi kantong Anda. Selain sayuran, kawasan ini juga menawarkan petik stroberi bagi pengunjungnya. Sekilas tidak jauh beda dengan agrowisata di daerah Puncak, Jawa Barat. Bagi yang ingin panen sendiri buah stroberi Anda bisa membayar Rp40.000 per kilo. Selain itu, ada pula beberapa produk olahan stroberi seperti sirup, jus, dodol, dan keripik daun stroberi. Untuk keripik daun stroberi di banderol harga Rp7.000 per 250 gram, sedangkan bibit stroberi dijual seharga Rp7.500 per potnya.

Agrowisata Banyu Roto, yang satu kawasan dengan Ketep Pass juga menawarkan panorama yang begitu indah dan sejuk dipandang mata, udara dingin, dan segar pun tidak pelak menyambut kehadiran anda ketika memasuki areal ini. Kehangatan dan senyum ramah masyarakat setempat menambah daya tarik kawasan ini. Tidak heran, kalau kawasan ini bak magnet yang membuat kita seakan-akan betah untuk berlama-lama dan enggan untuk segera meranjak. Bila Anda ingin menikmati keasrian kawasan ini dan melihat kegiatan para petani lebih dekat, Anda bisa datang lebih pagi.

Kendati telah lama menikmati keindahan landcsape ini, kawasan wisata ini tetap penuh dengan sejuta misteri yang mengajak kita untuk terus menyelaminya. Sayangnya, cuaca yang kurang bersahabat dan mendung yang terus memayungi sering kali menjadi penghambat. Namun demikian, berbagai misteri ini senantiasa akan menggugah rasa penasaran sekaligus mengantarkan kita pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Percayalah! PIT

Tidak ada komentar: