Rabu, 28 Januari 2009

Inovasi

Menuai Limbah Yang Bersahabat

Pengolahan Padi Terintegrasi Berwawasan Lingkungan

Sisa produksi dan konsumsi industri ternyata memiliki peranan yang cukup besar bagi manusia. Ya, residu yang dihasilkan tidak lagi dianggap tumpukan limbah yang bisa merusak lingkungan. Sejatinya, residu tersebut bisa diolah menjadi sesuatu yang menguntungkan melalui energi terpadu berwawasan lingkungan.

Proses produksi, baik itu biologis maupun teknis, akan menghasilkan sisa produksi yang lebih dikenal dengan produksi limbah atau hasil samping. Hal ini dikarenakan terjadi trasnformasi bahan baku menjadi produk. Khusus produksi pertanian, efisiensi berkisar pada rentang 5-40 persen. Ini terjadi pada industri pengolahan padi, selain menghasilkan beras juga limbah (sekam dan dedak) dan hasil samping (menir).

Industri pengolahan padi baik itu sederhana, kecil, menengah, ataupun besar menghadapi masalah yang sama yaitu penanganan limbah. Hampir semua penggilingan padi menumpuk sekam di sekitar bangunan. Penumpukan tersebut terjadi karena keterbatasan tempat dan kebutuhan biaya yang besar. Penggunan bahan bakar (bata, pengering) masih sangat terbatas. Akibatnya, muncul berbagai persoalan lingkungan seperti estetika, bau, dan sumber penyakit.

Pendekatan terpadu dalam pengolahan padi, yakni menggunakan semua bagian bahan baku untuk menghasilkan berbagai produk dalam satu lini, dapat mengurangi persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi.

ASET EKONOMI: Bahan atau energi yang tersisa (left over) dari kegiatan produktif dan konsumtif baik itu individu, perusahaan, atau pemerintah disebut dengan residu. Contoh, residu dari pengolahan padi adalah sekam, dedak, bising, partikulat, karbon monoksida, dan lain-lain. Bahan dan energi sisa berpotensi merusak lingkungan. Oleh karena itu, penanganan yang kurang baik dapat menurunkan mutu lingkungan (fisik dan sosial) yang ada gilirannya merugikan kegiata produksi dan semua dimensinya.

Lingkungan dapat dipandang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ekonomi. Petani dan perusahaan menghasilkan produk yang dijual kepada konsumen. Produksi tersebut melibatkan tenaga kerja, modal, dan bahan baku dari lingkungan. Konsumen menggunakan dana untuk membeli berbagai produk menurut keperluan. Proses konsumsi menghasilkan tambahan residu yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Jumlah residu sangat tergatung pada efisiensi dan volume produksi serta konsumsi. Sistem alami menghasilkan paling sedikit dampak lingkungan karena terjadi proses ‘resirkulasi’ yang optimal. Ya, sistem buatan atau sistem alami yang terganggu sudah pasti menghasilkan lebih banyak residu.

Keberadaan residu akan lebih wajar bila dari kegiatan konsumsi dan produksi akan mengubah bentuk menjadi energi atau massa. Residu yang dihasilkan dikembalikan ke lingkungan dalam bentuk padatan, cairan, atau gas. Sedangkan residu energi akan mengubah bentuk panas atau suara (bising). Dalam banyak kasus, residu dapat digunakan kembali sebagai input atau bisa diolah untuk mengurangi potensi negatif yang bisa merusak lingkungan. Kendati demikian, residu tersebut tidak sepenuhnya bisa dimanfaatkan.

PENGOLAHAN PADI TERPADU: Mekanisme pengolahan padi menjadi beras, secara prinsip melibatkan tahapan yang sederhana yakni pemisahan kotoran, pengeringan dan penyimpanan padi, pengupasan kulit (husking), penggilingan (milling), pengemasan, dan distribusi.

Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih banyak kotoran yang terbawa seperti jerami, daun, batang, bahkan benda lain seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan padi pada tahapan berikutnya.

Pengolahan padi terpadu bukanlah sesuatu yang sulit pada tingkat praktek. Residu yang dihasilkan dalam jumlah yang besar hanyalah sekam dan dedak. Residu yang lain berbentuk daun kering, tangkai, atau bahan lain yang jumlahnya relatif kecil dan dapat ditangani lebih lanjut melalui pengolahan atau pemanfaatan ulang.

Pembuangan dalam bentuk limbah banyak menghadapi berbagai kesulitan di antaranya keterbatasan tampat dan persoalan lingkungan. Dedak yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan bau dan mengotori tempat pembuangan. Dedak, karena mengandung unsur hara, juga menjadi media pertumbuhan mikroba baik yang menguntungkan maupun yang berbahaya bagi kesehatan.

Volume sekam yang terlalu besar juga menjadi masalah serius. Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan berupa pelunakan tekstur dan pengembangan permukaan. Pelunakan ditujukan untuk memperbaik daya serap (absorption), pengurangan volume (kekambaan), dan leboh apseptis karena diproses dengan panas dan tekanan tinggi. Sekam yang telah lunak dan mengembang dapat digunakan untuk media gundukan tanaman padi, palawija, dan persemaian (padi, cabai), bedengan tomat, bahan kompos, dan lapisan tidur ternak. Proses dekomposisi menjadi lebih mudah.

Sedangkan pengarangan adalah proses pembakaran dengan oksigen terbatas. Arang padi mempunyai beberapa kegunaan, antara lain mempertahankan kelembaban, mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang berguna bagi tanah dan tanaman, serta pengemburan tanah. Di samping itu, arang padi juga berfungsi sebagai pengatur pH, menyuburkan tanah, membantu melelehkan salju, serta penyerap kotoran sebagai bahan pemurnian dalam pengolahan air, minyak, sirup, dan sari buah.

Pada pembakaran kandungan karbon yang tinggi juga mengindikasikan bahwa sekam mempunyai kalori yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi panas. Banyak penggilingan padi menengah yang menggunakannya sebagai bahan bakar pengering padi.

Penggunaan yang sama juga dapat dijumpai pada pembakaran batu bara. Abu sisa pembakaran mengandung SiO2, sekitar 84% sehingga baik digunakan untuk pembuatan bahan bangunan, seperti papan semen dan bahan pemurnian minyak kelapa. Abu sekam memperbaiki daya serap air, kerapatan, perubahan panjang, dan konsuktifitas panas papan semen pulp. Penggunaan abu dalam pemucatan minyak kelapa dapat memperbaiki kejernihan.

Bagian padi lainnya adalah dedak. Dedak merupakan bagian padi yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi seperti minyak, vitamin, protein, dan mineral. Dari kandungan ini, maka dedak telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sumber minyak, pakan ternak, dan bahan makanan. PIT

Disarikan dari buku Prosiding: Peningkatan Daya Saing Beras, diterbitkan Bulog pada tahun 2006

Tidak ada komentar: