Rabu, 07 Januari 2009

Inovasi

Menyimpan Beras Berskala Kecil, Berperang Melawan Hama

Penyimpanan beras pada pedagang atau pengecer beras skala kecil dan menengah hampir hanya mengandalkan pada pergerakan stok berasnya. Jika pergerakan stok berasnya tinggi, maka bersyukurlah karena hama serangga mungkin belum ada. Namun, bagaimana jika ternyata hama justru betah dalam beras Anda?

Oleh: H.TM.Sardjono *)

Pada tahap awal, serangan hama serangga pada beras memang tak bisa diduga-duga, khususnya pada saat hama dalam tingkat serangan rendah. Namun, saat hama pada tingkat serangan sedang, atau setidaknya terdapat tiga hingga lima ekor hama serangga hidup dalam 1 kg sampel beras yang diambil dari populasi beras yang ada, maka kebingungan pedagang/pengecer beras mulai hadir. Mereka bingung bagaimana agar stok beras dapat dipertahankan dari penurunan mutu akibat serangan hama serangga tersebut.

Perubahan kualitas lainnya selain serangan hama serangga, adalah menuanya umur beras sehingga penampakan mulai kurang baik, apalagi jika kadar air beras cukup tinggi. Harga jual pun sulit dipertahankan dengan kondisi kualitas yang menurun. Belum lagi jika konsumen/pembeli mengeluh akan kehadiran kutu beras (hama serangga) yang berkeliaran di beras atau pun penampakan beras yang sudah pudar, kusam, atau agak berdebu.

Pada pedagang beras besar atau pun pada stok beras pemerintah (Perum Bulog, Red.) di mana stok berasnya lebih dari 250 ton biasanya mereka menyimpan dalam waktu cukup lama. Pada Gudang Perum Bulog, jika lebih dari tiga bulan biasanya dilakukan fumigasi dan spraying secara rutin tiap empat minggu sekali.

Bagaimana pada stok beras yang berada di pengecer/pedagang kecil?
Kegiatan perawatan kualitas beras selama penyimpanan dapat dilakukan dengan bahan kimia atau pun non-kimia. Penggunaan bahan kimia seperti yang telah disinggung di muka antara lain dengan insektisida, yang dapat dilakukan baik saat fumigasi ataupun spraying.

Cara penyimpanan dengan cara non-kimia antara lain dengan menyimpan beras dalam kemasan plastik yang hampa, atau dalam ruang penyimpanan yang kedap udara sebagaimana yang dikembangkan oleh “Haogenplast” yaitu “Plastic anvelope”. Hal ini memungkinkan serangga hama tidak bisa masuk ke dalam kemasan tersebut.

Cara lainnya adalah dengan mengendalikan atmosfer pada ruang di mana bijian atau beras tersebut disimpan. Cara ini dikenal dengan CAS (Control Atmosphere Storage). Selain itu, penyimpanan juga dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kelembaban (Rh) udara berdasarkan konsep Kadar Air Keseimbangan atau “Equilibrium Moisture Content”.

Pada stok beras yang berada di pedagang pengecer tentunya sulit untuk melakukan perawatan kualitas dengan bahan kimia insektisida untuk fumigasi dan spraying. Pasalnya, komoditi berasnya bergabung satu ruangan dengan ruang rumah atau komoditi pangan lain atau pun dengan alat elektronik. Sehingga yang mungkin dilakukan antara lain dengan perlakukan perawatan dengan non-kimia seperti mengemas mereka dalam kemasan yang di-seal rapat (menggunakan “Electric sealer”).

Di samping itu, kita juga perlu melakukan hal-hal pencegahan, antara lain membeli beras harus bebas hama serangga, telur serangga ataupun larvanya, dan jumlahnya memadai (tidak berlebihan). Sampai sekarang, penulis menjumpai dalam stok beras yang sudah disimpan 4 minggu dalam karung beras, serangga hama dewasa dari Sitophilus Sp., Tribolium Sp. dan Oryzaephillus Sp.

Penting untuk dicatat, jangan menyimpan beras berkadar air yang tinggi. Usahakan jika untuk jangka panjang, yaitu bila mana pergerakan stok beras lambat, kadar air beras yang disimpan maksimum 14 %.

Selain itu, sebaiknya sesegera mungkin beras yang baru dibeli dikemas dalam kemasan plastik (Gambar 1) yang kemudian di-seal dengan alat “sealer”. Kemasan yang sudah di-seal pada plastik bening berkapasitas 5 kg, diperkirakan dapat mempertahankan kondisi beras selama 4 bulan, tanpa ada hama serangga dalam kemasan tersebut.
Kemasan plastik berwarna putih susu yang ada kuping pegangan (Gambar 2) dapat juga dipakai dengan kapasitas isi 1–3 kg, dan juga segera di-seal.

Memasang perangkap serangga hama seperti ”Light Trap” atau “Electric Insect Killer” juga perlu dilakukan. Cara penyimpanan non-kimia metode “plastic anvelope” juga dapat dilakukan jika ada gudang, space atau area yang cukup.
Selain dari cara-cara penyimpanan di atas, yang juga penting, pedagang beras harus melakukan sanitasi dan kebersihan ruang penyimpanan beras dan lingkungannya secara rutin, sehingga tidak mengundang hama, baik hama serangga maupun hama tikus. Dengan demikian, kualitas beras pun dapat dipertahankan meski telah disimpan cukup lama.

Penulis adalah Master Bidang Tropical Crops Storage & Processing, Cranfield University-Inggris. Pemerhati pangan.





Tidak ada komentar: