Rabu, 28 Januari 2009

Mancanegara


Industri Pertanian Gaya Eropa


Australia


Sebagai negara yang menerapkan mixed economy, Australia mampu mendongkrak kesejahteraan bagi rakyatnya. Bahkan, berbagai inovasi pertanian modern mampu menghasilkan produk-produk andalan yang mengantarkan Australia menjadi negara ekspor yang mapan.


Negara Persemakmuran Australia (Commonwealth of Australia) atau dikenal sebagai Australia adalah sebuah negara di belahan bumi selatan yang juga menjadi nama benua terkecil di dunia. Wilayahnya mencakup seluruh benua Australia dan beberapa pulau di sekitar Samudra Hindia Selatan dan Samudra Pasifik. Negara tetangga Australia di sebelah utara adalah Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Sedangkan di sebelah timur laut berbatasan dengan Pulau Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia baru, sementara di sebelah tenggara berbatasan dengan Selandia Baru.


Australia, walaupun terletak di dekat Asia, lebih sering disebut sebagai bagian dari dunia barat karena kehidupannya yang mirip Eropa Barat dan Amerika Serikat. Negara yang lebih dikenal dengan sebutan Negeri Kanguru ini memiliki luas wilayah sekitar 805,6 km2 dengan jumlah penduduk data sensus 2006 sebanyak 325.056 jiwa. Australia terbagi atas kota-kota besar seperti Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, serta Perth. Dan ditetapkannya Canberra sebagai ibukota negara.


Sejatinya, Australia mengadopsi sistem ekonomi campuran (mixed economy) yang sejahtera, dan bergaya barat. Negara ini berada di peringkat ketiga pada Indeks perkembangan manusia tahun 2004 dan keenam dalam kualitas hidup 2005 oleh survei majalah The Economist. Pada tahun-tahun belakangan ini, ekonomi Australia telah kembali setelah menghadapi ekonomi global yang melemah. Pengeluaran yang meningkat dalam ekonomi dalam negeri telah menekan penurunan ekonomi, dan keyakinan konsumen dan bisnis tetap kuat. Australia menekankan reformasi sebagai salah satu faktor kunci di belakang kekuatan ekonomi.


Bisa dikatakan ekonomi Australia tidak mengalami resesi sejak awal 1990-an. Pada Juli 2005, pengangguran masih dalam kisaran 5%. Sektor jasa, termasuk pariwisata, pendidikan, dan jasa finansial membentuk 69 % dari PDB. Sektor pertanian dan sumber daya alam hanya membentuk 3 % dan 5 % dari PDB, tapi cukup membantu banyak dalam ekspor Australia. Pasar ekspor Australia terbesar termasuk Jepang, Cina, AS, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Hal yang menjadi perhatian para ahli ekonomi termasuk defisit anggaran (current account deficit) dan juga tingkat hutang luar negeri bersih (net foregin debt) yang tinggi.


Secara geografis, Australia berdominan atas padang pasir dan daerah-daerah yang setengah gersang. Juga terdapat gunung-gunung dan hutan yang lebat. Hampir dua pertiga atau 485 juta hektar tanah di Australia dapat digunakan untuk lahan pertanian, mencakup 20,9 juta hektar untuk menanam tanaman pangan, 27,5 juta hektar untuk ditanami macam-macam rumput, dan 436,6 juta hektar untuk padang rumput tempat domba dan ternak.


GAYA EROPA: Sistem ini berkembang ketika orang-orang Eropa pertama kali datang ke Australia yang memaksakan untuk menghasilkan makanan sendiri. Berhubung mereka belum terbiasa untuk menggunakan hewan dan tumbuhan yang dijumpai di Australia sebagai sumber makanan, jadi mereka membawa hewan dan tumbuhan yang sudah mereka kenal terlebih dulu. Pada tahap-tahap awal mereka menetap di Australia, mereka berjuang untuk menanam makanan jenis apa saja. Sampai akhirnya, mereka dapat menghasilkan cukup cadangan makanan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.


Manakala Inggris semakin berkembang menjadi negara industri, kebutuhan akan makanan di negeri itu semakin meningkat. Sebagai daerah jajahan Inggris, Australia menjadi penghasil makanan bagi Inggris. Kondisi itulah, maka berkembang pertanian komersial di lahan pertanian yang luas. Pertanian itu tidak seperti yang dijumpai di Asia atau Eropa, karena kedua tempat ini pertanian dilakukan di lahan-lahan yang kecil.


Komoditas pertanian yang menjadi andalan Australia antara lain gandum, wol, ternak hidup, susu, mentega dan buah-buahan. Bisa dikatakan, Australia lebih menganut sistem pertanian komersil. Usaha pertanian hampir didominasi oleh sistem mekanisasi pertanian. Usaha pertanian tersebut menggunakan pupuk yang berlebih, obat pembasmi hama, dan varietas benih yang banyak dihasilkan. Umumnya pertanian di negara ini menggunakan mesin-mesin pertanian berukuran besar seperti traktor dan alat pemanen.


Salah satu komoditi yang diandalkan adalah gandum. Barley (sejenis Gandum), havermut, dan beras merupakan tanaman pangan jenis padi-padian yang ditanam di Australia. Sepanjang tahun 1994-1995 tanaman jenis padi-padian ini meliputi dari 75 % tanah garapan di Australia. Gandum merupakan tanaman padi-padian yang paling penting. Kira-kira 65% dari semua gadum yang ditanam khusus untuk komoditi ekspor.


Australia telah mengembangkan suatu sistem usaha pertanian campuran antara ternak domba dan tanaman gandum. Hal ini memberikan kesempatan tambahan kepada petani. Jika tanaman gandum itu tidak baik, petani masih dapat memperoleh penghasilan dari usaha wol dan daging domba.


Di sektor persawahan, Australia juga memiliki perhatian terhadap lahan padi sawah. Padi biasanya ditanam di daerah tropis yang banyak curah hujannya. Di Australia sendiri sudah mengembangkan cara-cara baru untuk menanam padi di lingkungan yang setengah gersang dan dingin. Sungai Murray dan Murrumbidgee adalah daerah pengairan yang sering ditanami padi. Di daerah ini pula dikembangkan jenis-jenis padi baru seperti Calrose dan Pelde, yang menghasilkan lebih banyak butir padi dibandingkan dengan jenis varietas padi yang lama yang ditumbuh di daerah tersebut.


Hasil panen rata-rata 9 ton setiap hektar. Secara keseluruhan mekanisme pertanian di Australia dikelola secara mekanisasi. Bahkan sinar laser digunakan sebagai petunjuk untuk meratakan tanah. Untuk menyebarkan padi, pesawat digunakan sebagai media penyebarnya. Sedangkan, alat memotong dan menebah batang padi juga menggunakan mesin yang relatif modern.


Curah hujan dan iklim di Australia yang dingin mengakibatkan panen padi hanya satu kali dalam setahun, dan sekitar 90% dari produksi padi yang dihasilkan di Australia untuk komoditi ekspor. Sistem perputaran tanaman padi hanya sepertiga dari suatu daerah pertanian yang ditanami padi setiap tahunnya. Beberapa daerah di Australia curah hujannya rendah dan tidak dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa beberapa daerah pertanian bergantung kepada irigasi. Kondisi tanah di Australia sering tidak subur karena mengandung zat hara, sehingga diperlukan pupuk untuk mengimbangi kondisi tanahnya.


Selain tanaman pangan, Australia juga penghasil tanaman holtikultura salah satunya buah-buahan seperti buah apel, aprikot, jeruk, pir, frambus, arbei, berri hitam, dan anggur. Biji buah badam dan kacang makadamia juga menjadi andalan. Kebun buah-buahan biasanya berukuran kecil dan luasnya hanya 1% dari seluruh tanah pertanian, tetapi kebun-kebun tersebut menghasilkan tanaman yang penting. Seperti kita ketahui, curah hujan di Australia sangat tidak menentu. Nah, untuk menyikapi kelangkaan air, masyarakat disana lebih mengandakan air pertanian dengan sistem irigasi.


Sama halnya dengan lahan persawahan, lahan perkebunan di sana juga cukup luas salah satunya kebun anggur. Ya, kebun-kebun anggur terletak di lembah Barossa di negara bagian Australia Selatan, di lembah Hunter di negara bagian New South Wales dan di daerah Sungai Murray di negara bagian Victoria. Lebih dari 75 % dari anggur yang diproduksi diolah menjadi minuman anggur yang berkualitas. Tidak heran, jika Australia dikenal dengan kualitas wine-nya di kalangan dunia.


Selain anggur yang dipermentasikan, buah-buahan lain yang menjadi komoditi seperti buah aprikot, prem, pir, berri dan buah persik juga dikemas dalam kaleng, dibekukkan, dan dikeringkan atau diproses menjadi selai. Hasil holtikultura yang cukup menjanjikan, inilah yang membuat Australia dikenal dengan pasar ekspor buah kering di mancanegara.


INOVASI PERTANIAN: Australia terus menerus mengujicobakan cara prduksi baru dalam bidang pertanian. Salah satu cara baru yang digunakan adalah metoe hidroponik untuk sayuran. Cara ini dilakukan dengan menanam sayuran dalam air yang kaya gizi tanpa penggunaan media tanah.


Inovasi yang sama juga dilakukan di sektor peternakan dan beberapa sektor lainnya. Terbatasnya sumberdaya manusia maupun kekayaan alam menjadikan negara yang khas dengan koala ini lebih memperioritaskan mekanisasi pada segala bidang, terutama pertanian. Bisa dikatakan, pertanian merupakan salah satu penghasil ekspor yang utama di Australia. Kendati menjadi komoditi ekspor andalan, tetapi tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian hanya mencapai 7%.


Pertanian Australia telah menjadi sangat mekanistis. Perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan teknologi modern sekarang semakin menjadi ciri khas bidang pertanian di Australia. Justru saat ini, perusahaan pertanian yang dimiliki atau dikelola oleh keluarga sangat jarang ditemui. Hal ini menunjukkan persentase orang Australia yang bekerja di pertanian sudah menurun. Sekarang ini ada sekitar 4% penduduk Australia yang tinggal di daerah-daerah pedesaan.


Sejatinya, Australia selalu concern terhadap produk-produk unggulan mereka. Di seluruh dunia, siapa yang tak kenal kiwi dengan daging buahnya yang berwarna hijau. Melalui penerapan teknologi modern, mereka juga mampu menghasilkan produk dengan daging buah berwarna kuning. Hebatnya, ketika dipasarkan, kiwi daging kuning bisa diterima pasar tanpa mematikan pasar kiwi hijau. Sebuah inspirasi baru yang semestinya ditiru! PIT (Berbagai sumber)

Tidak ada komentar: