Senin, 26 Januari 2009

Herbal

Khasiat Tak Sehitam Warna


Beras Hitam


Sama-sama beras dan berwarna hitam. Namun beras hitam berbeda dengan ketan hitam. Rasa, aroma, maupun penampilannya sangat spesifik dan unik. Bila sudah dimasak beras hitam warnanya benar-benar hitam pekat. Rasanya enak dan aromanya menimbulkan selera makan. Apa saja khasiatnya?


Walaupun berbeda, ketan hitam merupakan versi ketan dari beras hitam, sama halnya dengan ketan merah merupakan versi dari beras merah. Beras hitam merupakan jenis beras yang keberadaannya terbilang langka, karena hanya tumbuh di daerah tertentu. Selain itu, unsur aleuron dan endospermia yang memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga kebanyakan beras hitam berwarna ungu pekat mendekati hitam.


Terlepas dari itu, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, beras hitam memiliki sejumlah khasiat, di antaranya meningkat ketahanan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirrosis), mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker dan tumor, memperlambat penuaan (anti-aging), sebagai antioksidan, membersih kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia.


Peran pigmen dalam beras hitam dikenal paling baik di antara berbagai jenis beras yang ada. Pigmen yang dimiliki beras hitam mengandung materi aktif flavonoid dan kadarnya lima kali lipat dari beras putih. Beras ini berperan besar bagi pencegahan terjadinya pergeseran pembuluh nadi. Lebih dari itu, beras hitam mengandung relatif banyak serat makanan atau dietary fiber, laju pencernaan patinya lamban, indeks gula hanya 55% sedangkan beras putih mencapai 87%.


Orang Cina kuno telah mengenal beras hitam sebagai beras terlarang (forbidden rice).. Tak boleh sembarang orang dapat memakannya, hanya kalangan istana dan orang tertentu saja yang boleh memakannya karena kaya nutrisi. Menurut penelitian di sana, beras itu mempunyai khasiat menyembukan berbagai penyakit. Beras hitam di Cina sekarang berfungsi sebagai obat dan bahan pangan, kadar vitamin, mikroelemen, dan asam amino dari beras hitam semuanya lebih tinggi daripada beras biasa.


Riset menunjukkan, jika warna beras kian gelap, maka pigmen anti penuaan di lapisan luar beras kian menonjol. Zat kalium dan magnesium dalam beras hitam bermanfaat bagi pengontrolan tekanan darah, dan mengurangi risiko terserang penyakit pembuluh darah otak dan jantung. Maka, penderita penyakit kencing manis dan pembuluh darah jantung dapat mengonsumsi beras hitam sebagai makanan penyehat badan.


Menurut Jabar Lahaji, Ketua Yayasan Sahabat Morowali, beras hitam merupakan tanam padi yang paling banyak ditanam oleh Suku Wana, sebuah komunitas “suku terasing” yang hidup dan menetap di wilayah Cagar Alam Morowali, Sulawesi Tengah. Bagi Suku Wana, beras hitam populer dengan istilah pae loto atau pae meta. Dan, menurut pengakuan orang-orang Wana, bibit jenis padi tersebut tidak didatangkan dari luar wilayah adat Wana, melainkan bibit asli lokal yang dapat diperoleh pada daerah-daerah terisolir lain seperti Langitoya, Kajumarangke, dan Kallangbatua

Selain itu, Beras hitam di Indonesia banyak terdapat di berbagai daerah, sebenarnya mirip padi “wulu” tetapi berwarna hitam. Batangnya setinggi satu meter lebih berumur sekitar enam bulan dan kebanyakan tumbuh di daerah ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Padi ini hanya sedikit ditanam di daerah asalnya dan digunakan hanya untuk keperluan upacara adat. Mungkin karena mereka belum mengerti manfaat sebenarnya, bahwa beras ini kaya vitamin dan nutrisi serta dapat dijadikan sebagai obat.

Di Kendari beras hitam dinamakan sebagai Pae Biyu Nggolopua. Di Tanatoraja dinamakan sebagai Pare Durian-ujung, sedang di daerah Gowa dinamakan sebagai Pare Puluk lontong. Selain itu juga terdapat di daerah Pantar dan Alor juga memiliki padi hitam. Padi di daerah itu agak berbeda karena ditanam hanya memerlukan sedikit air untuk tumbuhnya. Di Kalimantan, beras hitam juga ditanam oleh suku Dayak Iban dan suku dayak pedalaman lainnya, yang disebut sabagai jenis padi “Pulut Hitam”.

Beras hitam kini sedang dipoulerkan di daerah kawasan wisata Malaysia, di distrik Langkawi, serta di Korea Selatan, Thailand, dan Cina yang menyediakan menu masakan dari bahan beras hitam. Di negara tetangga seperti Malaysia, mereka telah selangkah lebih maju dalam penelitian dan budidaya beras hitam. Manfaatnya tidak hanya sebagai bahan makanan eksklusif, tetapi juga sebagai obat bagi penyakit tertentu. Mereka membuat makanan dari bahan beras hitam di semua sentra sentra distrik wisatanya.

Untuk itu, Griyokulo mencoba untuk mengejar ketinggalan dengan membudidayakan beras hitam dengan mendatangkan bibit dari daerah Sulawesi Selatan. Sebagai uji coba, padi akan ditanam di kawasan Serambi Pringgondani, untuk awalnya bibit padi diambil dari jenis yang biasa tumbuh di pegunungan berketinggian lebih dari lima 500 meter di atas permukaan laut. Diharapkan areal penanaman mirip dengan daerah asalnya, di ketinggian itu pula areal penanaman diperkirakan minim dari serangan hama dan penyakit padi, hanya ada hama burung yang relatif mudah ditangani.

Meskipun usia panennya untuk satu kali musim lebih panjang, namun keuntungan yang dapat diraih jauh lebih besar dibandingkan beras biasa. Sebagai contoh harga beras hitam dari Cina bermerek Lotus dalam kemasan 1,5 kg dipasarkan di supermarket Hongkong dan kota besar lainnya dengan harga US$4,9. Kesempatan ini harus segera diraih mengingat beras hitam merupakan beras asli Indonesia yang nyaris “dicuri” oleh negara lain, seperti halnya nasib tahu dan tempe yang “dicuri’ oleh Jepang. MRS

Tidak ada komentar: