Rabu, 07 Januari 2009

Empat Mata

Membangun Pertanian Lewat IT

Sofian Tjandera

Luas lahan Pertanian di Indonesia yang mencapai 21 juta ha merupakan salah satu modal dasar dari pertanian itu sendiri. Namun, modal yang tidak kalah pentingnya pengetahuan untuk bisa mengoptimalkan lahan yang ada tersebut. Inovasi yang dilakukan Sofian Tjandera setidaknya memperbesar peluang pertanian yang kita miliki.

Bagaimana mengolah, memupuk, dan cara agar memperoleh produksi yang maksimal, merupakan rangkaian pertanyaan yang perlu dicarikan jawabannya. Melalui I-PC (I-Pupuk Center), Sofian Tjandera punya cara tersendiri dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menurutnya, kalau kita ingin menyaingi negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan China di bidang pertanian, satu-satunya cara adalah kita harus meng-IT-kan petani. Maksudnya, memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang penyuguhan informasi yang tepat buat petani dengan cara yang edukatif dan menyenangkan. Sebuah terobosan yang revolusioner memang. Di mana sebagian besar petani kita masih dibekali pengetahuan hanya dengan bantuan para penyuluh pertanian yang sangat terbatas tenaganya, I-PC justru hadir dengan konsep teknologi informasi yang tak mengenal ruang dan waktu.

Pada dasarnya I-PC sendiri perwujudan secara fisiknya merupakan sebuah outlet (gerai) yang menjual pupuk cair organik dengan merek dagang Pupuk Indoku. Namun demikian, Sofian Tjandera sebagai penggagas ide tersebut punya inovasi lain di dalamnya yaitu, menjadikan I-PC sebagai balai testing tanah, konsultan pemupukan, penyaji Education for Farmer (pengetahuan untuk petani), pusat trading alat dan produk pertanian, dan yang tak kalah pentingnya adalah menjadikan I-PC sebagai Agriculture Information Center (Pusat Informasi Pertanian) melalui dukungan Teknologi Informasi.

Dengan menggunakan konsep I-PC, menurut Sofian, petani harus diberitahu lebih dulu bahwa bercocok tanam jangan asal memberikan pupuk. Agar optimal komposisinya harus tapat. Solusinya, tambah Sofian, dengan hanya testing tanah yang dilakukan di I-PC, petani bisa mendapatkan solusi pemupukan yang tepat sesuai dengan karekteristik tanah yang akan ditanami. “Jadi kita kaya klinik aja, kaya dokter pertanian,” tandasnya.

Berkaca pada realitas sekarang, Sofian melihat masalah yang sering kali dihadapi petani dalam memperoleh pengetahuan dari penyuluh pertanian adalah karena penyuluhan pertanian terkadang tidak sama standarnya. Dalam arti, menghadapi masalah yang sama belum tentu cara penanganannya sama antara penyuluh satu dengan penyuluh lainnya.

1 KOMPUTER 1 DESA: Dari sabang sampai marauke, lanjut Sofian, idealnya di setiap desa kita berikan komputer dan peralatan IT lainnya. Sehingga diharapkan petani sudah tidak asing lagi dengan dunia IT. Bahkan dengan adanya itu petani juga dapat dengan mudah melakukan testing tanah, tanpa harus menunggu lama karena rekomendasi langsung keluar. “Jadi, seluruh Indonesia cara penanganannya sama,” tegasnya.

Di samping itu, dari sisi edukasi, I-PC menyajikannya melalui program education for farmer (Pendidikan untuk Petani). Jadi, petani bisa memperoleh informasi apa saja seputar dunia pertanian. Misalnya, petani yang sedang berternak ayam membutuhkan informasi tentang beternak ayam. Maka, untuk mendapatkan pengetahuan seputar itu, petani tersebut cukup datang ke I-PC dan cukup melihat di komputer semua informasinya sudah tersedia. Dengan cara ini, semua petani seluruh Indonesia akan mendapatkan informasi yang sama dan petani dapat dengan mudah memperolehnya tanpa harus menunggu penyuluh pertanian.

Menurutnya, program edukasi untuk petani akan lebih optimal jika jaringan GSM sudah masuk desa yang berarti logikanya modem juga sudah masuk desa. Kalau modem ini sudah masuk desa dan digunakan di komputer, maka I-PC pun sudah bisa jadi agriculture information center (Pusat Informasi Pertanian). “Sehingga petaninya sudah full of information,” tambah Sofian.

Salah satu caranya dengan meng-upload data apa saja yang terkait dengan bidang pertanian ke website I-PC, sehingga melalui website itu seluruh petani di Indonesia bisa mempelajari informasi tersebut, tanpa perlu menyebarkannya melalui orang per orang yang tentunya akan menghemat banyak waktu dan biaya. Informasi tersebut bisa berupa tulisan, foto, atau video yang terkait dengan bidang pertanian.

Sofian mencontohkan, nantinya semua anak-anak sekolah atau mahasiswa jurusan pertanian di masing-masing daerah jika ingin melakukan penelitian disarankan membawa video shooting (handycam) atau digital camera agar bisa merekam semua kegiatan yang terkait dengan pertanian. Untuk selanjutnya bisa di-upload ke website I-PC supaya seluruh petani di Indonesia bisa mengetahui dan mempelajari informasi tersebut. “Coba banyangkan kalau semua anak kita bisa mempresentasikan semua seperti itu bangsa kita bisa maju. Jadi semua orang bisa belajar yang terbaik,” terangnya kepada PADI.

Dengan cara begitu, lanjutnya, secara otomatis petani di satu daerah bisa mengetahui kondisi pertanian di daerah lain. Sehingga, apa keunggulan dan kelemahan di setiap daerah, bisa diketahui dan dipelajari oleh petani di daerah lain.

TRAINING CENTER: Bahkan arahnya nanti, I-PC ini akan menjadi training center bagi petani. Menurut Sofian ini suatu trobosan baru. “Di negara tetangga kita seperti Vietnam bahkan Thailand belum tentu petaninya pakai ini. Nah, kalau kita mau bicara negara lain, mau jalan tikus atau supersonic, kalau aku sih pilih supersonic,” tandasnya yang mengibaratkan programnya ini sebagai jalan supersonic.

Di samping itu, keuntungan dalam bentuk pengetahuan yang diperoleh petani yang menjadi konsumen di I-PC tidak hanya sampai kepada petani itu sendiri. Akan tetapi, lebih jauh lagi anak-anak petani pun bisa secara langsung menikmati pentingnya kehadiran I-PC. Sofian menjelaskan bahwa di setiap computer di I-PC itu nantinya akan diberikan software (perangkat lunak) I-Solution untuk memberikan bimbingan belajar sekolah, seperti latihan menghadapi ujian nasional dan sejenisnya. Sehingga, I-PC bukan hanya sebagai learning center bagi petani tetapi juga bagi anak petani.

Hingga kini, ada beberapa pemerintah daerah yang tertarik dengan I-PC ini. Contohnya, Kepala Dinas Provinsi Kalimantan Barat. “Ketika berkunjung ke kantor pusat I-PC di Jakarta, dan melihat langsung presentasi I-PC, beliau langsung tertarik,” terangnya.

Ketika ditanya mengenai dengan siapa I-PC ini nantinya akan ditawarkan, Sofian menjawab dengan optimis bahwa I-PC bisa ditawarkan kepada siapa saja. Baik melalui pemerintah daerah maupun dengan swasta sekalipun karena saat ini di Kalimantan Barat pengelolanya justru swasta. Sementara, menurutnya, bentuk kerjasama I-PC sendiri ini menggunakan sistem franchise. Untuk menjaga keoptimalannya, penempatan I-PC sendiri per desa hanya boleh ada satu outlet saja.

Sofian yakin, dengan sistem ini I-PC akan menyebar dengan cepat ke desa-desa di seluruh Indonesia. Karena, dengan sarana-sarana penunjangnya keberadaan I-PC ini sangat menunjang kegiatan pertanian di pedesaan. Bahkan ke depan, menurutnya, untuk lebih memperluas cakupannya I-PC tidak lagi menggunakan istilah I-Pupuk Center tetapi akan diubah menjadi I-Pertanian Center.

Fokus Sofian membangun I-PC dengan tidak hanya mengedepankan aspek bisnis, melainkan juga aspek pendidikan bukanlah sesuatu yang baru. Karena, jauh sebelum itu dirinya sudah mendedikasikan diri di dunia pendidikan. Saat ini Sofian melalui Yayasan Anak Bangsa memiliki lembaga kursus bimbingan belajar dan bahasa Inggris bernama I-tutor.net yang hanya dalam waktu dua setengah tahun sudah mencapai 650 cabang di seluruh Indonesia. Sebuah prestasi yang terbilang luar biasa dibandingkan lembaga kursus sejenis di Indonesia.

Keinginan dan harapannya untuk membangun dunia pertanian melalui pendidikan memang merupakan usaha yang patut diacungi jempol. Semoga di usianya yang masih terbilang muda ini Sofian Tjandera bisa mewujudkan misi I-PC sebagai sarana meningkatkan pengetahuan terhadap IT bagi petani serta mencerdaskan anak-anak petani dengan I-Solution. AJI







Tidak ada komentar: