Selasa, 06 Januari 2009

Fluktuasi

Semua Naik Kecuali Ketan Putih Paris dan Ketan Hitam

Harga Beras Mei-Juni 2008,

Perkembangan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, pada dua bulan terakhir mengalami pergerakan yang cenderung naik untuk semua jenis beras, kecuali Ketan Putih Paris dan Ketan Hitam. Seperti telah diprediksikan pada bulan sebelumnya, pergerakan harga di PIBC selama Mei – Juni akan cenderung mengalami kenaikan.

Pergerakan harga ini salah satunya disebabkan oleh musim panen yang sudah mulai habis ketika memasuki akhir bulan April. Di samping itu, kenaikan harga BBM juga disinyalir turut berperan terhadap kenaikan harga beras ini. Kenaikan harga beras paling tinggi terjadi pada beras Ketan Putih Biasa dan Ketan Putih Paris sebesar Rp200 per kg.

Cianjur
Pada Mei lalu, harga beras Cianjur baik jenis Kepala maupun Slyp tercatat hanya mengalami satu kali kenaikan, masing-masing sebesar Rp50 per kg untuk Cianjur Kepala dan Rp100 per kg untuk Cianjur Slyp. Kenaikan tersebut terjadi hanya pada minggu pertama. Hal ini berbeda dengan jenis beras lain yang mengalami kenaikan lebih dari satu kali selama Mei lalu. Sementara, pada bulan berikutnya, harga beras Cianjur terus stabil sejak mengalami kenaikan satu kali pada minggu pertama Mei. Tercatat, kenaikan baru mulai terjadi pada tanggal 20 Juni sebesar Rp100 per kg hanya pada beras Cianjur Kepala.

Setra
Berbeda dengan beras Cianjur, selama Mei lalu, beras Setra justru cukup sering mengalami kenaikan. Tercatat bahwa beras ini mengalami tiga kali kenaikan yang terjadi pada tanggal 6, 13, dan 21, masing-masing sebesar Rp50 per kg pada tanggal 6, dan Rp100 per kg untuk setiap kenaikan pada tanggal 13 dan 21. Hal ini berarti beras Setra sudah mengalami kenaikan sebesar Rp250 per kg selama Mei. Sementara, pada Juni lalu hanya mangalami satu kali kenaikan yaitu pada minggu pertama yaitu sebesar Rp100 per kg.

Saigon
Selama Mei, secara keseluruhan tren pergerakan harga beras Saigon sama dengan beras Setra, yaitu mengalami kenaikan sebanyak tiga kali. Yang membedakan hanya nilai kenaikannya, yaitu naik Rp100 per kg untuk masing-masing kenaikan. Sementara, pada Juni, beras Saigon mengalami kenaikan sebanyak dua kali, yaitu pada minggu pertama dan minggu ketiga yang masing-masing naik sebesar Rp100 per kg untuk setiap kenaikan.

Muncul
Selama Mei, secara keseluruhan pergerakan harga beras Muncul I, II, dan III mengalami kenaikan dengan tren yang sama, yaitu naik sebanyak dua kali pada tanggal 13 dan tanggal 21 dengan kenaikan sebesar Rp100 per kg untuk setiap kenaikan kecuali Muncul III yang hanya mengalami kenaikan sebesar Rp50 per kg pada tanggal 21. Sementara itu, pada Juni lalu, hanya beras Muncul III yang mengalami kenaikan pada minggu pertama sebesar Rp50 per kg, sementara yang lainnya tetap stabil.

IR 64
Pada Mei minggu pertama, beras jenis IR 64 baik kelas I, II, dan III sama-sama mengalami kenaikan sebesar Rp50 per kg. Setelah itu, pada akhir minggu kedua dan ketiganya kembali mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp100 per kg. Tak berhenti sampai di situ, pada minggu ketiga IR 64 kelas I dan III kembali mengalami kenaikan sebesar Rp50 per kg. Pada minggu tersebut hanya kelas II yang tetap stabil. Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada Juni lalu, beras IR 64 untuk semua jenis justru tercatat cukup stabil. Sampai dengan minggu keempat Juni, tercatat tidak ada pergerakan harga baik naik maupun turun.

IR 42
Tak banyak yang bisa dijelaskan dari beras IR 42. Beras jenis ini sepanjang Mei sampai Juni tercatat mengalami kenaikan sebanyak tiga kali. Yaitu pada minggu pertama dan ketiga Mei dan pada minggu pertama Juni, dengan kenaikan sebesar Rp100 per kg untuk setiap waktu kenaikan.

Ketan
Selama Mei, jenis beras Ketan yang paling sering mengalami kenaikan adalah beras Ketan Putih Biasa. Ketan Putih Biasa mengalami kenaikan sebanyak tiga kali selama bulan ini. Kenaikan terjadi Pada minggu pertama, kedua dan ketiga. Pada minggu pertama naik sebesar Rp100 per kg. Sementara untuk minggu kedua dan ketiga kenaikan masing-masing mencapai Rp200 per kg.

Untuk Ketan Putih Paris hanya mengalami kenaikan sebanyak satu kali pada minggu ketiga sebesar Rp200 per kg. Kenaikan Rp200 per kg pada Beras Ketan Putih dan Paris itu tentu tercatat sebagai kenaikan tertinggi untuk semua jenis beras di PIBC selama Mei. Berbeda dengan dua saudaranya, beras ketan hitam sepanjang Mei justru sama sekali tidak mengalami pergerakan.

Lebih lanjut pada Juni, beras Ketan Putih Biasa masih tetap mengalami kenaikan sebesar Rp200 per kg pada minggu pertama. Sementara untuk Ketan Putih Paris pada bulan ini sempat mengalami penurunan Rp200 per kg pada minggu pertama, sebelum akhirnya naik kembali dengan besaran yang sama pada minggu ketiga. Ironisnya beras Ketan Hitam justru mengalami penurunan harga yang cukup signifikan sebanyak dua kali pada Juni lalu, yang terjadi pada minggu pertama dan ketiga yaitu sebesar Rp200 per kg.

BOX PREDIKSI:

Ir. Salama Asri
Polman, Sulawesi Barat

Menurutnya, perkembangan harga beras pada sepanjang Juli – Agustus akan cenderung stabil. Pasalnya, pada Juli minggu pertama di daerah Polman khususnya, sudah mulai memasuki masa panen. Saat ini, di wilayahnya harga beras untuk kualitas medium harganya berkisar Rp4.250 - Rp4.300 per kg. Khusus beras IR 42 harganya lebih tinggi yaitu Rp4.500 per kg.

H. Ferry Priatna
Indramayu, Jawa Barat

Menurutnya, secara umum di Indramayu harga beras selama Juli – Agustus akan berada pada posisi stabil. Pada bulan tersebut, menurut Ferry, tidak akan ada pergerakan harga yang berarti karena masih dalam masa panen musim gaduh. Ada faktor lain yang nantinya akan turut menstabilkan harga. Faktor tersebut, tambah Ferry, adalah karena perdagangan antar pulau kemungkinan tidak akan terlalu banyak menyedot beras di Indramayu. Karena, menurut Ferry, panen di luar Pulau Jawa saat ini juga terbilang bagus.

Faisal, SH
Oku, Sumatera Selatan

Selama Juli – Agustus, menurut Faisal, harga beras di wilayahnya akan cenderung stabil pada kisaran harga antara Rp4.000 - Rp4.500 per kg untuk beras medium dan Rp5.000 per kg untuk beras berkualitas. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena Juli ini sudah mulai memasuki panen. Namun demikian, tambahnya, faktor lain turut berpengaruh terhadap pergerakan harga beras di Oku. Jika daerah di luar Oku seperti Jambi, Bengkulu, dan Padang menyerap beras yang ada di Oku, lanjutnya, maka kemungkinan harga beras di Oku akan cenderung mengalami kenaikan meskipun pada bulan tersebut sedang dalam masa panen.

Tidak ada komentar: