Selasa, 06 Januari 2009

Tips

TIPS
MENGAWETKAN MAKANAN SECARA ALAMI

Adakah makanan dalam kemasan yang tanpa bahan pengawet? Rasanya pertanyaan tersebut terdengar aneh di zaman sekarang ini. Betapa tidak, nyaris setiap hari perut kita tak pernah absen menerima pasokan makanan yang menggunakan bahan pengawet. Jajanan bocah di warung-warung, aneka saus dan selai, juga aneka camilan dan minuman di supermarket semuanya diduga kuat mengandung bahan makanan berpengawet. Ada beberapa alasan mengapa para pembuat makanan mengawetkan produk mereka. Salah satunya karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Ini jelas-jelas sangat menguntungkan pedagang.

Alasan lainnya, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri. Seperti penambahan kalium nitrit agar olahan daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya membuat konsumen jatuh hati untuk membelinya.

Sebetulnya, makanan bisa tahan lama tanpa pengawet. Bagi Anda yang ingin membuat makanan lebih awet, sebetulnya ada cara yang lebih mudah, simpel, alami, dan dijamin sehat. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Berikut adalah beberapa teknik standar yang dapat dilakukan masyarakat luas.

1. Pendinginan
Simpan bahan pangan ruangan yang bersuhu sangat rendah. Suhu di bawah nol derajat Celcius mampu memperlambat reaksi metabolisme, di samping mencegah perkembangbiakan mikroorganisme yang bisa merusak makanan. Dalam hal ini, Anda bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es, sehingga makanan awet disimpan selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Meski begitu, kualitas makanan yang dibekukan tetap saja berkurang dibandingkan makanan segarnya.
Pembekuan juga berpengaruh terhadap rasa, tekstur dan warna maupun sifat-sifat lain dari makanan tersebut.

2. PengalenganMasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara.

3. Pengeringan
Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan. Karena itu, keringkan makanan dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Melalui proses ini, air yang terkandung dalam bahan makanan akan diminimalkan. Dengan begitu, mikroorganisme perusak makanan tidak bisa berkembang biak. Namun, agar hasilnya bisa maksimal, proses pengeringan harus berjalan sempurna. Jika tidak, jamur dan mikroba tetap bisa tumbuh pada makanan yang berarti tidak aman lagi dikonsumsi.

4. Pemanisan
Pemanisan makanan ini dimaksudkan dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70%, maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya. Tapi, jangan lupa untuk menghindari pemanis buatan sebagai medium pengawet.

5. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Cara ini disebut juga disebut penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, sehingga makanan jadi lebih awet. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan. Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu mendapat perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan bisa memicu penyakit darah tinggi. Apalagi jika keluarga si anak memiliki riwayat hipertensi.

6. Pencucian
Mencuci buah atau sayuran dengan reaktor air berozon untuk membantu petani mengawetkan hasil panennya. Teknologi ozon untuk pengawetan bahan makanan tersebut dapat membuat tomat yang cepat busuk dalam waktu kurang dari satu minggu sejak dipanen, menjadi berusia lebih panjang 27 hari. Meskipun mematikan virus dan bakteri, bahan makanan yang disemprot dengan air berozon tetap aman karena ozon (O3) sangat aktif dan cepat terurai kembali menjadi Oksigen (O2) hanya dalam waktu satu jam serta tak meninggalkan residu.Berdasarkan Permenkes No.722/88, sebetulnya terdapat 25 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Meskipun demikian, hendaknya bahan pengawet tersebut harus digunakan dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan. Anda juga patut mempertimbangkan soal risiko terkecil sebagai efek dari pengawetan ini. Karena itu, pengawetan cara alami di atas pantas dipraktikkan. Selamat mencoba!

Tidak ada komentar: